BAB I
A.
Pendahuluan
Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah
SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus
menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin
kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terus menerus.
Selama ini tingkat intelegensia menjadi bagian terpenting
dalam perkembangan seseorang. Jika seseorang memiliki orangtua yang
cerdas kelak anak mewarisinya. Sebaliknya, jika orang tua berenang di
tempat dangkal kemungkinan anak tidak berkesempatan menyelam lebih dalam.
Asumsi tradisional ini menganggap potensi kecerdasan intelegensia terbatas pada
saat anak lahir. Kemudian lahirlah pandangan modern terhadap intelegensia
berdasarkan kapasitas otas seseorang. Artinya, anak akan belajar dari
pengalaman jika orangtua memfasilitasi anak yang kelak berdampak besar bagi
intelegensia dan potensin
Dikutip dari artikel Kagan online magazine berjudul Raising
Smarter Children Develop Your Child’s Many Ways of Being Smart yang ditulis
oleh duo bersaudara, Dr Spencer Kagan dan Miguel Kagan, mengatakan bahwa ada
transformasi pemahaman mengenai kecerdasan anak. Asumsi tradisional
tentang kecerdasan adalah ketika anak lahir dianugerahi tingkat inteligensia
tertentu yang kemudian dianggap sebagai harga mati. Dalam artian anak
cerdas adalah pemberian Tuhan namun tidak bisa diupayakan.
B.
Latar Belakang
Dr. Howard Garned, seorang psikologi dari Universitas Harvard,
AS mengemukakan teorinya bahwa kecerdasan tidak terpatri di tigkat tertentu dan
terbatas saat seseorang lahir. ”Setiap orang mengembangkan kecerdasan
dengan beragam cara yang dikenal dengan multiple intelligence”, katanya.
Seperti, Mozart adalah pemusik jenius, seorang komposer sekaligus symphonies
yang menjadi salah satu contoh pemilik kecerdasan musikal. Sedangkan
einstein adalah salah satu ilmuwan dunia yang memiliki kecerdasan logika dan
matematika. Apakah einstein lebih cerdas dibanding mozart? Jika ditilik
dari teori multiple inteligensia, Einstein dan Mozart sama-sama cerdas tapi
berbeda bidang. Jadi anak Anda pun berkesempatan mengembangkan
kecerdasannya di berbagai bidang.
Gardner menemukan delapan kecerdasan, yaitu cerdas bahasa,
logika/matematika, visual-spasial, musik, gerak, alam, sosial dan cerdas
diri. Setiap orang berpontensi memilikinya, namun perkembangannya
berbeda-beda.
Mungkin saja tidak semua anak berpotensi menjadi Einstein,
tapi sudah kewajiban orangtua untuk berusaha mengembangkan pola unik tiap
kecerdasan anak. Teori Howard menjadi acuan setiap sekolah dan
guru. Selama bertahun-tahun, pendidik mengembangkan arahan strategi agar
kegiatan belajar makin menarik. Sekolah mengadopsi multiple intelligence
melalui laporan pendekatan akademik tes yang mencakup area kecerdasan seni,
musik, edukasi fisik, hubungan sosial, pemahaman akan diri sendiri dan menyukai
alam.
Sebagai orangtua, Anda mungkin bertanya, bagaimana cara
membantu anak belajar? Jawabannya banyak! Anda bisa membantu anak tumbuh lebih
cerdas dengan mengeksplorasi anak dengan berbagai aktifitas
C. Rumusan Masalah
1.
Apakah Manusia Mampu Untuk
meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya ?
2.
Bagaimana pengertian “intelligence” (kecerdasan) "multiple intelligence". Menurut Prof.
Howard Gardener ?
D. Tujuan
Prestasi seseorang ditentukan juga
oleh tingkat kecerdasannya (Inteligensi). Walaupun mereka memiliki dorongan
yang kuat untuk berprestasi dan orang tuanya memberi kesempatan seluas-luasnya
untuk meningkatkan prestasinya, tetapi kecerdasan mereka yang terbatas tidak
memungkinkannya untuk mencapai keunggulan. Tingkat Kecerdasan (Intelegensi)
bawaan ditentukan baik oleh bakat bawaan (berdasarkan gen yang diturunkan dari
orang tuanya) maupun oleh faktor lingkungan (termasuk semua pengalaman dan
pendidikan yang pernah diperoleh seseorang; terutama tahun-tahun pertama dari
kehidupan mempunyai dampak kuat terhadap kecerdasan seseorang). Secara umum
intelegensi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk berpikir abstrak
2. Untuk menangkap hubungan-hubungan
dan untuk belajar
3. Kemampuan untuk menyesuaikan diri
terhadap situasi-situasi baru
BAB II
Pembahasan Masalah
I.
Pengertian Multiple Intelligence (Kecerdasan Majemuk)
Multiple Intelligence adalah teori kecerdasan majemuk yang
dipaparkan Prof. Howard Gardner. Multiple intelligence atau kecerdasan majemuk
pada dasarnya adalah sebuah konsep yang menunjukkan kepada kita bahwa potensi
anak-anak kita, khususnya jika dikaitkan dengan kecerdasan,ternyata banyak
sekali. Memahami multiple intelligence bukanlah untuk membuat anak-anak kita
menjadi hebat. Namun,konsep tersebut, paling tidak dapat membantu kita
untuk memahami bahwa anak-anak kita itu menyimpan potensi yang luar biasa.
Pengertian dari Intelligence (kecerdasan) menurut Howard
Gardner adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk
yang mempunyai nilai budaya atau suatu kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang
dapat ditumbuhkembangkan. Sedangkan multiple intelegence (kecerdasan majemuk)
adalah kecerdasan yang dimiliki oleh tiap individu lebih dari satu macam.
Menurut Howard Gardner setiap individu delapan jenis kecerdasan di dalam
dirinya,yang disebut kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
II.
Konsep Multiple Intelligence (Kecerdasan Majemuk)
Konsep multiple intelligence
diperkenalkan oleh Prof. Howard Gardner, yaitu seorang psikolog dan
profesor utama di Cognition and Education, Harvard Graduate School of Education
dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston University School of Medicine.
Konsep ini memiliki esensi bahwa setiap orang adalah unik, setiap orang
perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan
kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai kombinasi
kecerdasan yang berlainan.
Konsep multiple intelligence menurut
Gardner (1983) dalam bukunya Frame or Mind : The Theory of Multiple
Intelligences ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu.
Delapan jenis kecerdasan ini,setiap individu mengakses informasi yang akan
masuk ke dalam dirinya. Dalam bukunya,Thomas Amstrong (2002) juga menyebutkan
kecerdasan tersebut merupakan modalitas untuk melejitkan kemampuan tiap siswa
dan menjadikan mereka sebagai sang juara,karena pada dasarnya setiap anak
cerdas.
Definisi Kecerdasan Menurut Howard
Gardner, setidaknya ada delapan macam kecerdasan dasar Menurut Howard Gardner.
Adapun kedeplapan kecerdasan dasar tersebut meliputi : kecerdasan lingustik,
matematis-logis, spasial, kinestetis jasmani, musikal, interpersonal,
intrapersonal, dan naturalis. Teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences)
diusulkan oleh Dr. Howard Gardner, seorang profesor bidang pendidikan dari
universitas Harvard pada tahun 1983, untuk mendefinisikan konsep kecerdasan
secara ilmiah. Macam Macam Kecerdasan Menurut Howard Gardner Gardner
berpendapat bahwa kecerdasan dalam pengertian tradisional tidak cukup mencakup
kemampuan manusia secara luas. Menurut konsepsi beliau, seorang anak yang mudah
menghapal perkalian, secara umum belum tentu lebih cerdas daripada anak seusianya
yang kesulitan menghapal perkalian. Anak yang kesulitan menghapal perkalian
mungkin memiliki jenis kecerdasan lain yang lebih kuat artikel ini
Konsep Multiple Intelegensi (MI),
menurut Gardner (1983) dalam bukunya Frame of Mind: The Theory of Multiple
intelegences, ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap
individu yaitu linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetik-jasmani,
musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Melalui delapan jenis
kecerdasan ini, setiap individu mengakses informasi yang akan masuk ke dalam
dirinya. Karena itu Amstrong (2002) menyebutkan, kecerdasan tersebut merupakan
modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan menjadikan mereka sebagai
sang juara, karena pada dasarnya setiap anak cerdas. Sebelum menerapkan MI
sebagai suatu strategi dalam pengembangan potensi seseorang, perlu kita kenali
atau pahami ciri-ciri yang dimiliki seseorang.
1.
Kecerdasan Linguistik, umumnya memiliki ciri antara lain
(a) suka menulis kreatif, (b) suka mengarang kisah khayal atau menceritakan
lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca
di waktu senggang, (e) mengeja kata dengan tepat dan mudah, (f) suka mengisi
teka-teki silang, (f) menikmati dengan cara mendengarkan, (g) unggul dalam mata
pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi).
2.
Kecerdasan Matematika-Logis, cirinya antara lain: (a)
menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, (b) suka mengajukan
pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?, (c) ahli
dalam permainan catur, halma dsb, (d) mampu menjelaskan masalah secara logis,
(d) suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu, (e) menghabiskan waktu
dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan
IPA.
3.
Kecerdasan Spasial dicirikan antara lain: (a)
memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, (b) mudah
membaca peta atau diagram, (c) menggambar sosok orang atau benda persis
aslinya, (d) senang melihat film, slide, foto, atau karya seni lainnya, (e)
sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, (f) suka
melamun dan berfantasi, (g) mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas
sekolah, (h) lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau
uraian, (i) menonjol dalam mata pelajaran seni.
4.
Kecerdasan Kinestetik-Jasmani, memiliki ciri: (a) banyak bergerak
ketika duduk atau mendengarkan sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti
berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, (c) perlu menyentuh sesuatu yang
sedang dipelajarinya, (d) menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau
kegiatan fisik lainnya, (e) memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan
tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, (f) pandai menirukan gerakan,
kebiasaan atau prilaku orang lain, (g) bereaksi secara fisik terhadap jawaban
masalah yang dihadapinya, (h) suka membongkar berbagai benda kemudian
menyusunnya lagi, (i) berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang
bersifat kompetitif.
5.
Kecerdasan Musikal memiliki ciri antara lain: (a) suka
memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu
lagu, (c) lebih bisa belajar dengan iringan musik, (d) bernyanyi atau
bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, (e) mudah mengikuti irama
musik, (f) mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, (g) berprestasi bagus dalam
mata pelajaran musik.
6.
Kecerdasan Interpersonal memiliki ciri antara lain: (a) mempunyai banyak teman, (b)
suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, (c) banyak
terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah, (d) berperan sebagai
penengah ketika terjadi konflik antartemannya, (e) berempati besar terhadap
perasaan atau penderitaan orang lain, (f) sangat menikmati pekerjaan mengajari
orang lain, (g) berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran
ilmu sosial.
7.
Kecerdasan Intrapersonal memiliki ciri antara lain: (a)
memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar
dengan baik seorang diri, (c) memiliki rasa percaya diri yang tinggi, (d)
banyak belajar dari kesalahan masa lalu, (e) berpikir fokus dan terarah pada
pencapaian tujuan, (f) banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan
sendiri.
8.
Kecerdasan Naturalis, memiliki ciri antara lain: (a)
suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan, (b) sangat menikmati
berjalan-jalan di alam terbuka, (c) suka berkebun atau dekat dengan taman dan
memelihara binatang, (d) menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem
kehidupan alam, (e) suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam
lainnya, (f) berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan
hidup.
Dari penelitian para ahli psikologi,selain delapan macam
kecerdasan yang telah dikemukakan di atas,masih ditemukan lagi dua kecerdasan
yang dapat dimiliki oleh anak. Kecerdasan yang merupakan multiple intelligence
yang ke sembilan dan ke sepuluh tersebut yaitu :
9. Kecerdasan Eksistensial, adalah kemampuan untuk menempatkan
diri dalam jagat raya yang luas,jauh tak terhingga dan menghubungkannya dengan
kehidupan selanjutnya (kematian). Kecerdasan ini melibatkan kemampuan manusia
dalam menjawab berbagai macam persoalan terdalam tentang eksistensi atau
keberadaan manusia. Para ahli filsafat (Filosof) merupakan salah satu bukti
kecerdasan ini, diantaranya adalah Plato, Sokrates, Immanuel Kant, Ibnu Sina,
Ibnu Rusyd. Mereka berpikir dan memikirkan tentang eksistensi manusia dan alam.
10. Kecerdasan Spiritual, adalah kecerdasan yang menyangkut
kemampuan manusia mengenal Tuhannya, meyakini keberadaan dan keEsaan Tuhan,
serta melakukan segala apa yang diperintahkan dan menjauhi segala yang
dilarangNya. Dalam menjalani kehidupan ia tidak akan putus harapan, karena ada
Tuhan tempat bergantung segala sesuatu, dalam keadaan bahagia, ada Tuhan tempat
dia melantunkan puja dan puji syukur. Kecerdasan ini akan membentuk jiwa dan
pribadi yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masayarakat
dan negaranya.
III.
Strategi Pengajaran Multiple Intelligence (Kecerdasan
Majemuk)
Strategi pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan anak mengembangkan kecerdasan majemuknya dapat dilakukan
dengan berbagai cara sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya. Strategi
pengajaran yang dapat dilakukan antara lain :
A.
Kecerdasan Linguistik (Word Smart)
Ø Mengajak anak berdialog dan
berdiskusi
Ø Membacakan cerita
Ø Bermain peran
Ø Memperdengarkan lagu atau dongeng
anak-anak
Ø Mengisi buku harian dan menulis
surat pada teman
B.
Kecerdasan Logika Matematika (Logic Smart)
Ø Bermain puzzel atau ular tangga
Ø Bermain dengan bentuk-bentuk
geometri
Ø Pengenalan bilangan melalui nyanyian,tepuk,dan
sajak berirama
Ø Eksperimen sederhana,misalnya
mencampur warna
Ø Mengenalkan cara menggunakan
kalkulator dan computer
C.
Kecerdasan Kinestetik/Fisik (Body Smart)
Ø Mengajak anak menari bersama
Ø Bermain peran
Ø Bermain drama
Ø Berolahraga
Ø Meniru gerakan orang lain
D.
Kecerdasan Visual Spasial (Picture Smart)
Ø Mengajak anak
melukis,menggambar,atau mewarnai
Ø Memberikan kesempatan anak untuk
mencoret-coret
Ø Membuat prakarya
Ø Menggambarkan benda-benda yang
disebut dalam sebuah lagu atau sajak
Ø Bermain balok,lego,atau puzzle
E.
Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart)
Ø Bercakap-cakap tentang cita-cita
Ø Mengisi buku harian atau jurnal
sederhana
Ø Bermain menghadap cermin dan
menggambarkan atau menceritakan apa yang dilihatnya
Ø Mengajak anak berimajinasi menjadi
tokoh sebuah cerita dalam buku
Ø Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
F.
Kecerdasan Interpersonal (People Smart)
Ø Membuat peraturan bersama dalam
keluarga melalui diskusi
Ø Memberi kesempatan tanggung jawab di
rumah
Ø Melatih anak-anak menghargai
perbedaan pendapat
Ø Menumbuhkan sikap ramah dan peduli
sesame
Ø Melatih anak mengucapkan terima
kasih,minta tolong,atau minta maaf
Ø Melatih kesabaran menunggu giliran
G.
Kecerdasan Musikal (Music Smart)
Ø Mengajak anak bermain alat
musik,baik alat musik sungguhan maupun alat musik buatan sendiri
Ø Meminta anak untuk menciptakan
sendiri irama
Ø Diskografi,yaitu mencari lagu atau
lirik potongan lagu yang berhubungan dengan topik tertentu
Ø Meminta anak-anak untuk mengarang
sebuah lagu sederhana baik mengganti syairnya saja maupun dengan melodinya
Ø Menirukan berbagai
nada,memperdengarkan musik instrumentalia,dan mengajak anak bernyanyi sendiri
atau bersama-sama
H.
Kecerdasan Naturalis (Nature Smart)
Ø Karya wisata alam
Ø Menceritakan apa yang dilihat ketika
memandang keluar jendela
Ø Memelihara hewan atau membawa hewan
ke kelas dan anak-anak diminta untuk mengamatinya
Ø Menanam pohon di halaman rumah dan
mencatat perkembangannya
Ø Membuat herbarium sederhana atau
membuat kebun/taman sebagai proyek bersama
I.
Kecerdasan Eksistensial
Ø Mengintegrasikan kandungan agama dalam
muatan materi
Ø Mendampingi anak dalam menekuni
berbagai profesi moral yang positif
Ø Menceritakan tokoh-tokoh penemu
islam dilanjutkan dengan diskusi ringan
J. Kecerdasan Spiritual
Ø Diskusi tentang semua ciptaan Tuhan
Ø Mengenalkan tata cara sholat yang
benar
Ø Menghafal surat-surat pendek
Keunikan yang dikemukakan Gardner
adalah, setiap kecerdasan dalam upaya mengelola informasi bekerja secara
spasial dalam sistem otak manusia. Tetapi pada saat mengeluarkannya, ke delapan
jenis kecerdasan itu bekerjasama untuk menghasilkan informasi sesuai yang
dibutuhkan.
IV.
Kriteria Keabsahan Munculnya Teori Kecerdasan
A.
Memiliki dasar biologis
Kecenderungan
untuk mengetahui dan memecahkan masalah merupakan sifat dasar biologis/
fisiologis manusia. Misalnya, gerak tubuh, berkomunikasi dengan orang lain,
berimajinasi sendiri, menggunakan ritme dan suara, dan lain-lain.
Kecenderungan-kecenderungan ini semua berakar pada sistem biologis manusia itu
sendiri.
B.
Bersifat universal bagi spesies manusia
Setiap cara untuk memahami sesuatu
selalu ada pada setiap budaya, tidak peduli kondisi sosio-ekonomi dan
pendidikanya. Walaupun telah berkembang jenis ketrampilan pada budaya yang
berbeda, namun hadirnya kecerdasan adalah bersifat universal. Dengan kata lain,
kecerdasan berakar pada keberadaan spesies manusia itu sendiri.
C.
Nilai budaya suatu ketrampilan
Cara untuk memahami sesuatu didukung
oleh budaya manusia dan merupakan hal yang harus diteruskan kepada generasi
penerus. Contoh, pengembangan bahasa bisa berupa tilisan pada suatu
budaya,hiroglif pada budaya lain, pesan-pesan lisan, bahasa-bahasa tanda, pada
budaya lain pula. Namun bahasa formal dinilai tinggi dan merupakan kriteria
pendidikan dan sosial seseorang.
D.
Memiliki basis neurologi
Setiap kecerdasan memiliki bagian
tertentu pada otak sebagai pusat kerjanya, dan yang dapat diaktifkan atau
dipicu oleh informasi eksternal maupun internal.
E.
Dapat dinyatakan dalam bentuk simbol
Setiap kecerdasan dapat dinyatakan
dalam bentuk simbol atau tanda-tanda tertentu. Misalnya simbol kata, gambar,
music, angka, dan lain-lain. Adanya simbol-simbol tersebut merupakan kunci
bahwa kecerdasan dapat dialihkan atau diajarkan.
V.
Strategi Dasar Pembelajaran
Kecerdasan Ganda
Ada beberapa strategi dasar
dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan ganda, yaitu:
a.
Membangunkan /memicu kecerdasan , yaitu upaya untuk
mengaktifkan indera dan menghidupkan kerja otak.
- Memperkuat kecerdasan, yaitu dengan cara member latihan dan memperkuat kemampuan membangunkan kecerdasan.
- Mengajarkan dengan /untuk kecerdasan ,yaitu upaya-upaya mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu pada penggunaan kecerdasan ganda.
- Mentransfer kecerdasan, yaitu usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.
Di dalam bukunya yang berjudul “Seven ways of knowing:
Teaching for multiple intelligences” Lazear secara lengkap menjelaskan cara
pengelolaan masing-masing kecerdasan dengan urutan seperti pada strategi dasar
di atas, lengkap dengan tujuan dan proses, teori dan penjelasan bagian
otak yang berkaitan dengan kerja kecerdasan masing-masing.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa
kecerdasan majemuk adalah suatu kemampuan ganda untuk memecahkan suatu
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Adapun manfaat dari kecerdasan
majemuk dalam proses pembelajaran yaitu sebagai masukan berupa teori, metode
dan praktek tentang pembelajaran itu sendiri.
SARAN
Saran
yang dapat kami berikan yaitu agar teori tentang kecerdasan majemuk itu dapat
digunakan dalam proses pembelajaran, tanpa membedakan antara kecerdasan siswa
yang satu dengan yang lain. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal dan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wikipedia,
File///F./Theory_of_Multiple_Intelligences.html
2. artikel Kagan online magazine
berjudul Raising Smarter Children Develop Your Child’s Many Ways of Being Smart
yang ditulis oleh duo bersaudara, Dr Spencer Kagan dan Miguel Kagan,
3. Buku Frame or Mind : The Theory of
Multiple Intelligences .Gardner (1983)
4. Thomas Amstrong (2002)