Selasa, 16 Desember 2014

Makalah Intelegensi




BAB I

A.    Pendahuluan
Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terus menerus.
Selama ini tingkat intelegensia menjadi bagian terpenting dalam perkembangan seseorang.  Jika seseorang memiliki orangtua yang cerdas kelak anak mewarisinya.  Sebaliknya, jika orang tua berenang di tempat dangkal kemungkinan anak tidak berkesempatan menyelam lebih dalam.  Asumsi tradisional ini menganggap potensi kecerdasan intelegensia terbatas pada saat anak lahir.  Kemudian lahirlah pandangan modern terhadap intelegensia berdasarkan kapasitas otas seseorang.  Artinya, anak akan belajar dari pengalaman jika orangtua memfasilitasi anak yang kelak berdampak besar bagi intelegensia dan potensin
Dikutip dari artikel Kagan online magazine berjudul Raising Smarter Children Develop Your Child’s Many Ways of Being Smart yang ditulis oleh duo bersaudara, Dr Spencer Kagan dan Miguel Kagan, mengatakan bahwa ada transformasi pemahaman mengenai kecerdasan anak.  Asumsi tradisional tentang kecerdasan adalah ketika anak lahir dianugerahi tingkat inteligensia tertentu yang kemudian dianggap sebagai harga mati.  Dalam artian anak cerdas adalah pemberian Tuhan namun tidak bisa diupayakan.

B.     Latar Belakang
Dr. Howard Garned, seorang psikologi dari Universitas Harvard, AS mengemukakan teorinya bahwa kecerdasan tidak terpatri di tigkat tertentu dan terbatas saat seseorang lahir.  ”Setiap orang mengembangkan kecerdasan dengan beragam cara yang dikenal dengan multiple intelligence”, katanya.  Seperti, Mozart adalah pemusik jenius, seorang komposer sekaligus symphonies yang menjadi salah satu contoh pemilik kecerdasan musikal.  Sedangkan einstein adalah salah satu ilmuwan dunia yang memiliki kecerdasan logika dan matematika.  Apakah einstein lebih cerdas dibanding mozart? Jika ditilik dari teori multiple inteligensia, Einstein dan Mozart sama-sama cerdas tapi berbeda bidang.  Jadi anak Anda pun berkesempatan mengembangkan kecerdasannya di berbagai bidang.
Gardner menemukan delapan kecerdasan, yaitu cerdas bahasa, logika/matematika, visual-spasial, musik, gerak, alam, sosial dan cerdas diri.  Setiap orang berpontensi memilikinya, namun perkembangannya berbeda-beda.
Mungkin saja tidak semua anak berpotensi menjadi Einstein, tapi sudah kewajiban orangtua untuk berusaha mengembangkan pola unik tiap kecerdasan anak.  Teori Howard menjadi acuan setiap sekolah dan guru.  Selama bertahun-tahun, pendidik mengembangkan arahan strategi agar kegiatan belajar makin menarik.  Sekolah mengadopsi multiple intelligence melalui laporan pendekatan akademik tes yang mencakup area kecerdasan seni, musik, edukasi fisik, hubungan sosial, pemahaman akan diri sendiri dan menyukai alam.
Sebagai orangtua, Anda mungkin bertanya, bagaimana cara membantu anak belajar? Jawabannya banyak! Anda bisa membantu anak tumbuh lebih cerdas dengan mengeksplorasi anak dengan berbagai aktifitas

C.    Rumusan Masalah
1.      Apakah Manusia Mampu Untuk meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya ?
2.      Bagaimana pengertian “intelligence” (kecerdasan) "multiple intelligence". Menurut Prof. Howard Gardener ?

D.    Tujuan  
Prestasi seseorang ditentukan juga oleh tingkat kecerdasannya (Inteligensi). Walaupun mereka memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dan orang tuanya memberi kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan prestasinya, tetapi kecerdasan mereka yang terbatas tidak memungkinkannya untuk mencapai keunggulan. Tingkat Kecerdasan (Intelegensi) bawaan ditentukan baik oleh bakat bawaan (berdasarkan gen yang diturunkan dari orang tuanya) maupun oleh faktor lingkungan (termasuk semua pengalaman dan pendidikan yang pernah diperoleh seseorang; terutama tahun-tahun pertama dari kehidupan mempunyai dampak kuat terhadap kecerdasan seseorang). Secara umum intelegensi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Kemampuan untuk berpikir abstrak
2.      Untuk menangkap hubungan-hubungan dan untuk belajar
3.      Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru



BAB II
Pembahasan Masalah
I.       Pengertian Multiple Intelligence (Kecerdasan Majemuk)

Multiple Intelligence adalah teori kecerdasan majemuk yang dipaparkan Prof. Howard Gardner. Multiple intelligence atau kecerdasan majemuk pada dasarnya adalah sebuah konsep yang menunjukkan kepada kita bahwa potensi anak-anak kita, khususnya jika dikaitkan dengan kecerdasan,ternyata banyak sekali. Memahami multiple intelligence bukanlah untuk membuat anak-anak kita menjadi hebat. Namun,konsep tersebut, paling tidak dapat  membantu kita untuk memahami bahwa anak-anak kita itu menyimpan potensi yang luar biasa.
Pengertian dari Intelligence (kecerdasan) menurut Howard Gardner adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya atau suatu kumpulan kemampuan atau ketrampilan yang dapat ditumbuhkembangkan. Sedangkan multiple intelegence (kecerdasan majemuk) adalah kecerdasan yang dimiliki oleh tiap individu lebih dari satu macam. Menurut Howard Gardner setiap individu delapan jenis kecerdasan di dalam dirinya,yang disebut kecerdasan majemuk (multiple intelligence).

II.                Konsep Multiple Intelligence (Kecerdasan Majemuk)
           
Konsep multiple intelligence diperkenalkan oleh Prof. Howard Gardner, yaitu seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education, Harvard Graduate School of Education dan juga profesor di bidang Neurologi, Boston University School of Medicine. Konsep ini memiliki esensi bahwa setiap orang adalah unik, setiap orang perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai kombinasi kecerdasan yang berlainan.
Konsep multiple intelligence menurut Gardner (1983) dalam bukunya Frame or Mind : The Theory of Multiple Intelligences ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu. Delapan jenis kecerdasan ini,setiap individu mengakses informasi yang akan masuk ke dalam dirinya. Dalam bukunya,Thomas Amstrong (2002) juga menyebutkan kecerdasan tersebut merupakan modalitas untuk melejitkan kemampuan tiap siswa dan menjadikan mereka sebagai sang juara,karena pada dasarnya setiap anak cerdas.
Definisi Kecerdasan Menurut Howard Gardner, setidaknya ada delapan macam kecerdasan dasar Menurut Howard Gardner. Adapun kedeplapan kecerdasan dasar tersebut meliputi : kecerdasan lingustik, matematis-logis, spasial, kinestetis jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences) diusulkan oleh Dr. Howard Gardner, seorang profesor bidang pendidikan dari universitas Harvard pada tahun 1983, untuk mendefinisikan konsep kecerdasan secara ilmiah. Macam Macam Kecerdasan Menurut Howard Gardner Gardner berpendapat bahwa kecerdasan dalam pengertian tradisional tidak cukup mencakup kemampuan manusia secara luas. Menurut konsepsi beliau, seorang anak yang mudah menghapal perkalian, secara umum belum tentu lebih cerdas daripada anak seusianya yang kesulitan menghapal perkalian. Anak yang kesulitan menghapal perkalian mungkin memiliki jenis kecerdasan lain yang lebih kuat artikel ini

Konsep Multiple Intelegensi (MI), menurut Gardner (1983) dalam bukunya Frame of Mind: The Theory of Multiple intelegences, ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu yaitu linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Melalui delapan jenis kecerdasan ini, setiap individu mengakses informasi yang akan masuk ke dalam dirinya. Karena itu Amstrong (2002) menyebutkan, kecerdasan tersebut merupakan modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan menjadikan mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya setiap anak cerdas. Sebelum menerapkan MI sebagai suatu strategi dalam pengembangan potensi seseorang, perlu kita kenali atau pahami ciri-ciri yang dimiliki seseorang.

1.      Kecerdasan Linguistik, umumnya memiliki ciri antara lain (a) suka menulis kreatif, (b) suka mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja kata dengan tepat dan mudah, (f) suka mengisi teka-teki silang, (f) menikmati dengan cara mendengarkan, (g) unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi).
2.      Kecerdasan Matematika-Logis, cirinya antara lain: (a) menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, (b) suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?, (c) ahli dalam permainan catur, halma dsb, (d) mampu menjelaskan masalah secara logis, (d) suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu, (e) menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA.
3.      Kecerdasan Spasial dicirikan antara lain: (a) memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, (b) mudah membaca peta atau diagram, (c) menggambar sosok orang atau benda persis aslinya, (d) senang melihat film, slide, foto, atau karya seni lainnya, (e) sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, (f) suka melamun dan berfantasi, (g) mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah, (h) lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian, (i) menonjol dalam mata pelajaran seni.
4.      Kecerdasan Kinestetik-Jasmani, memiliki ciri: (a) banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, (c) perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, (d) menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, (e) memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, (f) pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain, (g) bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, (h) suka membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya lagi, (i) berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat kompetitif.
5.      Kecerdasan Musikal memiliki ciri antara lain: (a) suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu lagu, (c) lebih bisa belajar dengan iringan musik, (d) bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, (e) mudah mengikuti irama musik, (f) mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, (g) berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.
6.      Kecerdasan Interpersonal memiliki ciri antara lain: (a) mempunyai banyak teman, (b) suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, (c) banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah, (d) berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antartemannya, (e) berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain, (f) sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain, (g) berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial.
7.      Kecerdasan Intrapersonal memiliki ciri antara lain: (a) memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar dengan baik seorang diri, (c) memiliki rasa percaya diri yang tinggi, (d) banyak belajar dari kesalahan masa lalu, (e) berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, (f) banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.
8.      Kecerdasan Naturalis, memiliki ciri antara lain: (a) suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan, (b) sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, (c) suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang, (d) menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam, (e) suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya, (f) berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.

Dari penelitian para ahli psikologi,selain delapan macam kecerdasan yang telah dikemukakan di atas,masih ditemukan lagi dua kecerdasan yang dapat dimiliki oleh anak. Kecerdasan yang merupakan multiple intelligence yang ke sembilan dan ke sepuluh tersebut yaitu :

9.      Kecerdasan Eksistensial, adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam jagat raya yang luas,jauh tak terhingga dan menghubungkannya dengan kehidupan selanjutnya (kematian). Kecerdasan ini melibatkan kemampuan manusia dalam menjawab berbagai macam persoalan terdalam tentang eksistensi atau keberadaan manusia. Para ahli filsafat (Filosof) merupakan salah satu bukti kecerdasan ini, diantaranya adalah Plato, Sokrates, Immanuel Kant, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd. Mereka berpikir dan memikirkan tentang eksistensi manusia dan alam.
10.  Kecerdasan Spiritual, adalah kecerdasan yang menyangkut kemampuan manusia mengenal Tuhannya, meyakini keberadaan dan keEsaan Tuhan, serta melakukan segala apa yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarangNya. Dalam menjalani kehidupan ia tidak akan putus harapan, karena ada Tuhan tempat bergantung segala sesuatu, dalam keadaan bahagia, ada Tuhan tempat dia melantunkan puja dan puji syukur. Kecerdasan ini akan membentuk jiwa dan pribadi yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masayarakat dan negaranya.

III.             Strategi Pengajaran Multiple Intelligence (Kecerdasan Majemuk)
Strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan anak mengembangkan kecerdasan majemuknya dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya. Strategi pengajaran yang dapat dilakukan antara lain :
A.    Kecerdasan Linguistik (Word Smart)
Ø  Mengajak anak berdialog dan berdiskusi
Ø  Membacakan cerita
Ø  Bermain peran
Ø  Memperdengarkan lagu atau dongeng anak-anak
Ø  Mengisi buku harian dan menulis surat pada teman

B.     Kecerdasan Logika Matematika (Logic Smart)
Ø  Bermain puzzel atau ular tangga
Ø  Bermain dengan bentuk-bentuk geometri
Ø  Pengenalan bilangan melalui nyanyian,tepuk,dan sajak berirama
Ø  Eksperimen sederhana,misalnya mencampur warna
Ø  Mengenalkan cara menggunakan kalkulator dan computer

C.    Kecerdasan Kinestetik/Fisik (Body Smart)
Ø  Mengajak anak menari bersama
Ø  Bermain peran
Ø  Bermain drama
Ø  Berolahraga
Ø  Meniru gerakan orang lain

D.    Kecerdasan Visual Spasial (Picture Smart)
Ø  Mengajak anak melukis,menggambar,atau mewarnai
Ø  Memberikan kesempatan anak untuk mencoret-coret
Ø  Membuat prakarya
Ø  Menggambarkan benda-benda yang disebut dalam sebuah lagu atau sajak
Ø  Bermain balok,lego,atau puzzle

E.     Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart)
Ø  Bercakap-cakap tentang cita-cita
Ø  Mengisi buku harian atau jurnal sederhana
Ø  Bermain menghadap cermin dan menggambarkan atau menceritakan apa yang dilihatnya
Ø  Mengajak anak berimajinasi menjadi tokoh sebuah cerita dalam buku
Ø  Membuat jadwal kegiatan sehari-hari

F.     Kecerdasan Interpersonal (People Smart)
Ø  Membuat peraturan bersama dalam keluarga melalui diskusi
Ø  Memberi kesempatan tanggung jawab di rumah
Ø  Melatih anak-anak menghargai perbedaan pendapat
Ø  Menumbuhkan sikap ramah dan peduli sesame
Ø  Melatih anak mengucapkan terima kasih,minta tolong,atau minta maaf
Ø  Melatih kesabaran menunggu giliran

G.    Kecerdasan Musikal (Music Smart)
Ø  Mengajak anak bermain alat musik,baik alat musik sungguhan maupun alat musik buatan sendiri
Ø  Meminta anak untuk menciptakan sendiri irama
Ø  Diskografi,yaitu mencari lagu atau lirik potongan lagu yang berhubungan dengan topik tertentu
Ø  Meminta anak-anak untuk mengarang sebuah lagu sederhana baik mengganti syairnya saja maupun dengan melodinya
Ø  Menirukan berbagai nada,memperdengarkan musik instrumentalia,dan mengajak anak bernyanyi sendiri atau bersama-sama

H.    Kecerdasan Naturalis (Nature Smart)
Ø  Karya wisata alam
Ø  Menceritakan apa yang dilihat ketika memandang keluar jendela
Ø  Memelihara hewan atau membawa hewan ke kelas dan anak-anak diminta untuk mengamatinya
Ø  Menanam pohon di halaman rumah dan mencatat perkembangannya
Ø  Membuat herbarium sederhana atau membuat kebun/taman sebagai proyek bersama

I.       Kecerdasan Eksistensial
Ø  Mengintegrasikan kandungan agama dalam muatan materi
Ø  Mendampingi anak dalam menekuni berbagai profesi moral yang positif
Ø  Menceritakan tokoh-tokoh penemu islam dilanjutkan dengan diskusi ringan

J.      Kecerdasan Spiritual
Ø  Diskusi tentang semua ciptaan Tuhan
Ø  Mengenalkan tata cara sholat yang benar
Ø  Menghafal surat-surat pendek

Keunikan yang dikemukakan Gardner adalah, setiap kecerdasan dalam upaya mengelola informasi bekerja secara spasial dalam sistem otak manusia. Tetapi pada saat mengeluarkannya, ke delapan jenis kecerdasan itu bekerjasama untuk menghasilkan informasi sesuai yang dibutuhkan.

IV.             Kriteria Keabsahan Munculnya Teori Kecerdasan
A.    Memiliki dasar biologis
Kecenderungan untuk mengetahui dan memecahkan masalah merupakan sifat dasar biologis/ fisiologis manusia. Misalnya, gerak tubuh, berkomunikasi dengan orang lain, berimajinasi sendiri, menggunakan ritme dan suara, dan lain-lain. Kecenderungan-kecenderungan ini semua berakar pada sistem biologis manusia itu sendiri.
B.     Bersifat universal bagi spesies manusia
Setiap cara untuk memahami sesuatu selalu ada pada setiap budaya, tidak peduli kondisi sosio-ekonomi dan pendidikanya. Walaupun telah berkembang jenis ketrampilan pada budaya yang berbeda, namun hadirnya kecerdasan adalah bersifat universal. Dengan kata lain, kecerdasan berakar pada keberadaan spesies manusia itu sendiri.

C.    Nilai budaya suatu ketrampilan
Cara untuk memahami sesuatu didukung oleh budaya manusia dan merupakan hal yang harus diteruskan kepada generasi penerus. Contoh, pengembangan bahasa bisa berupa tilisan pada suatu budaya,hiroglif pada budaya lain, pesan-pesan lisan, bahasa-bahasa tanda, pada budaya lain pula. Namun bahasa formal dinilai tinggi dan merupakan kriteria pendidikan dan sosial seseorang.

D.    Memiliki basis neurologi
Setiap kecerdasan memiliki bagian tertentu pada otak sebagai pusat kerjanya, dan yang dapat diaktifkan atau dipicu oleh informasi eksternal maupun internal.

E.     Dapat dinyatakan dalam bentuk simbol
Setiap kecerdasan dapat dinyatakan dalam bentuk simbol atau tanda-tanda tertentu. Misalnya simbol kata, gambar, music, angka, dan lain-lain. Adanya simbol-simbol tersebut merupakan kunci bahwa kecerdasan dapat dialihkan atau diajarkan.

V.                Strategi Dasar Pembelajaran Kecerdasan Ganda
      Ada beberapa strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kecerdasan ganda, yaitu:
a.       Membangunkan /memicu kecerdasan , yaitu upaya  untuk mengaktifkan indera dan menghidupkan kerja otak.
  1. Memperkuat kecerdasan, yaitu dengan cara member latihan dan memperkuat kemampuan membangunkan kecerdasan.
  2. Mengajarkan dengan /untuk kecerdasan ,yaitu upaya-upaya mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu pada penggunaan kecerdasan ganda.
  3. Mentransfer kecerdasan, yaitu usaha memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.
Di dalam bukunya yang berjudul “Seven ways of knowing: Teaching for multiple intelligences” Lazear secara lengkap menjelaskan cara pengelolaan masing-masing kecerdasan dengan urutan seperti pada strategi dasar di atas, lengkap dengan tujuan dan proses, teori dan  penjelasan bagian otak yang berkaitan dengan kerja kecerdasan masing-masing.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa kecerdasan majemuk adalah suatu kemampuan ganda untuk memecahkan suatu masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Adapun manfaat dari kecerdasan majemuk dalam proses pembelajaran yaitu sebagai masukan berupa teori, metode dan praktek tentang pembelajaran itu sendiri.

SARAN
            Saran yang dapat kami berikan yaitu agar teori tentang kecerdasan majemuk itu dapat digunakan dalam proses pembelajaran, tanpa membedakan antara kecerdasan siswa yang satu dengan yang lain. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal dan optimal.


DAFTAR PUSTAKA
                                                           

1.      Wikipedia, File///F./Theory_of_Multiple_Intelligences.html
2.      artikel Kagan online magazine berjudul Raising Smarter Children Develop Your Child’s Many Ways of Being Smart yang ditulis oleh duo bersaudara, Dr Spencer Kagan dan Miguel Kagan,
3.      Buku Frame or Mind : The Theory of Multiple Intelligences .Gardner (1983)  
4.      Thomas Amstrong (2002)
5.      www.ask.google.com

1 komentar: