Senin, 14 Desember 2015

MAKALAH MANAGEMEN WAKTU



BAB I

PENDAHULUAN

I.                   PENGERTIAN

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Kata manajemen mungkin berasal dari Bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan". Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.




Demi masa.sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian (QS Al-Ashr [103] : 1-2 )



Orang arab mengatakan “al waqtu atsmanu min adz-dzahabi( waktu itu lebih berharga radi emas ) orang inggris mengatakan tame is money ( waktu adalah uang ). Kedua pribahasa tersebut merupakan perynataan untuk menunjukan bahwa waktu begitu berharga. Dan saya sendiri menganggap bahwa waktu itu merupakan asset yang tidak ternilai harganya. Bahkan karena begitu berharga danpenting nya waktu, Allah bersunpah atas waktu dengan firmannya dalam AL-Qur’an antara lain :


Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, ( Qs. Asy-Syam [91] : 1 ), 

Demi waktu matahari sepenggalahan naik, Dan demi malam apabila Telah sunyi (gelap),”

 ( Qs. Adh-Dhuha [93] : 1-2 ),



Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),Dan siang apabila terang benderang,”

 ( Qs. Al-Lail [92] : 1-2 )



Sekarang marilah kita melihat faktanya bahwa waktu itu merupakan asset utama yang paling berharga. Kalau kita sekarang punya ung sebesar Rp. 1.000.000,00 dan belum sepat menggunakannya, maka tahun depan uang itu masih bisa digunakan,bahkan mungkin nilai nominalnya akan lebih tinggi dari Rp. 1000.000,00.  Jika sekarang kita memiliki luas tanah satu hektar dan belum sempat dimanfaatkan, maka tahun depan masih bisa dianfaatkan, dengan nilai yang lebih tinggi. Jadi jika kita memiliki barang / asset dan belum bisa dimanfaatkan sekarang, aka masih akan bisa dimanfaaatkan pada waktu yang akan.  datang. Dengaan oerkataan lain kalau sekarang kita memiliki beberapa jenis asset dan belum sempaat dimamfaatkannya,maka kita bisa menabungnya untuk dimanfaatkan di masa yang akan dating. Dengan demikian kita memiliki pilihan apakah akan menggunakan sekarang atau akan ditabung untuk digunakan dimasa yang akan dating.

Berbeda dengan barang-barang atau asset-aset yang lain, jika kita sekarang punya waktu luang satu jam dan tidak bisa atau belum sempat memanfaatkannya, maka besok,minggu depan,bulan depan, tahun depan, atau kapanpun kita tidak bisa memanfaaatkanya lagi, akan tetapi kita kita akan kehilangan untuk selama-lamanya. Kita tidak akan betemu lagi dengan waktu saat ini dimasa yang akan dating. Jika jam 09 September 2009 tidak dipergunakan, maka kita akan kehilangan waktu itu untuk selama-lamanya. Oleh karena itu waktu sangat berbeda dengan aset-aset yang lain, dimana terhadap asset-aset yang lain kita punya pilihan untuk menggunakannya saat ini atau digunakan pada kesempatan yang lain, sedangkan terhadap waktu kita tidak memiliki pilihan kecuali menggunakannya saat ini.

Dalam kehidupan sehari-hari ketika seseorang dimintai datang untuk menghadiri suatu acara atau untuk berbuat sesuatu, kita sering mendengar jawaban : saya tidak punya waktu, saya sibuk, saya banyak pekerjaan, dan sebagainya, padahal semua orang juga sama punya waktu 24 jam dalam satu hari satu malam atau  jam dalam seminggu. Kita juga sering mengatakan : bagi saya waktu 24 jam dalam sahari semalam tidak cukup.

Hal ini mencerminkan begitu pentingnya waktu bagi yang bersangkutan disatu sisi, dan disisi yang lain menunjukan ketidakmampuan yang bersangkutan dakam mengelola waktu yang diilikinya.

Untuk itu agar waktu yang dimiliki dapat dipergunakan seefektif mungkin, maka diperlukan manajeman waktu yang mengatur penggunaan waktu dengan memperhatikan prioritas untuk masing-masing pekerjaan/kegiatan. Mungkin istilah manajemen waktu kurang begitu tepat, sebab yang dimanaje disini adalah diri kita, yaitu bagaimana kita dapat mengatur diri sendiri untuk menggunakan waktu secara efektif.





II.                RUMUSAN MASALAH



1)      Bagaimana caranya mengevaluasi penggunaan waktu ?

2)      Apa yang menjadi penyita waktu terbesar ?

3)      Bagaimana caranya mengelola waktu secara produktif ?





III.             TUJUAN MANAGEMEN WAKTU



Tujuan Manajemen waktu adalah untuk mengelola waktu secara efisien dan sistematis untuk meningkatkatkan produktivitas dengan efektif yaitu dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemantauan, analisis waktu yang dihabiskan, penjadwalan, memperioritaskan dan pengawasan produktivitas waktu  dengan tujuan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan atau meningkatkan keuntungan bagi perusahaan atau perorangan.






BAB II

PEMBAHASAN MASALAH



II.1. MENGEVALUASI PENGGUNAAN WAKTU



Seiring dengan aliran darah, detak jantung dan hisapan nafas kita, sejalan dengan berputarnya bumi pada porosnya, dan beredarnya bumi mengelilingi matahari serta beredarnya matahari,maka waktupun terus berjalan  tampa bisa dihentikan barang sekejappun. Ketika aliran darah terhenti, detak jantung dan hisapan nafas kita terhenti itu berarti kehidupan kita juga terhenti. Begitulah waktu yang kita miliki akan terus berjalan dan senantiasa akan terus semakin berkurang. Oleh karena itu kita perlu mengadakan evaluasi terhadap pemanfaatan waktu yang biasa kita lakukan, jangan-jangan tanpa disadari kita telah menghabur-hamburkan waktu yang sangat berharga itu dengan sia-sia.

Hal-hal berikut ini mengindikasikan telah terjadinya manajemen waktu yang tidak baik :



a.      Jarang Sekali Mempunyai Waktu Untuk Mengerjakan Pekerjaan Yang Benar-Benar Penting

Kita harus senantiasa melakukan evaluasi atau introsveksi terhadap apa yang kita kerjakan. Apakah memang pekerjan-pekerjaan yang senantiasa kita lakukan merupakan pekerjaan yang penting untuk dilakukan yang dari  dilakukannya pekerjaan tersebut akan memberikan banyak manfaat.atau pekerjaan yang sering dilakukan itu tidak penting dilakukan karena kurang/tidak memberikan manfaat, pekerjaan yang selalu kita lakukan itu justru pekerjaan yang tidak boleh di lakukan karena banyak madaratnya.

Kita harus membandingkan apakah dalam keseharian kita lebih banyak disibukan oleh pekerjaan-pekerjaan yang penting atau memberikn manfaat yang benar, ataukah justru sebaliknya lebih banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak penting yang manfaatnya kecil atau bahkan pekerjaan yang memberikan madarat. Kalau ternyata kita jarang melakukan pekerjaan yang penting, itu artinya penggunaan waktu kita tidak efektif atau manajemen waktunya tidak tepat.



b.      Penggunaan Waktu Terlalu Banyak Untuk Pekerjaan Yang Mendesak.

Sesuai dengan teori X dan teori Y bahwa pada diri manusia terdapat sifat-sifat positip sifat-sifat negative. Sifat negatip pada manusia dapat menghalangi seseorang untuk rnaktualakan seluruh potensi yang dimilikinya, sehingga tanpa adanya paksaan yang mengikat atas suatu tugas atau pekerjaan, maka penyelesainnya akan ditangguhkan. Sebagai contoh suatu pekerjaan baru akan diselesaikan menjelang baerakhirnya batas waktu.  Hal ini dapat terjadi karena tidak melakukan perencanaan yang baik dalam memjalankan tugas.

Melakukan pekerjan idealnya menggunakan skala prioritas,artinya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan diurutkan berdasarkan tingkat pentingnya pekerjaan tersebut bagi seseorang berdasarkan tugas-tugas dan fungsinya, sehingga tugas tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya atau lebih awal dari batas waktu yang ditentukan. Apabila kita lebih banyak melakukan pekerjaan  yang mendesak berarti pengaturan waktunya tidak baik, karena menyelesaikan pekerjaan yang mendesak dan dilakukan dengan terburu-buru sehingga hasilnya tidak akan maksimal.





c.       Sering Masih Di Kantor Sampai Larut Malam.

Apabila seseorang sering masih berada dikantor sampai larut malam menujukan suatu ketdak mampuannya untuk menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. Hal ini seharusnya tidak terjadi, karena pekerjaan kator pada umumnya pekerjaan-pekerjaan yang rutin yang seharusnya dapat diselesaikan pada jam kerja. Dikantor sampai larut malam hanya wajar kalau terjadi kalau ada pekerjaan yang bersifat insidentil yang yang menuntut penyelesaian segera, atau untuk melaksanakan pekerjaan yang bersifat projek.



d.      Membawa Pekerjaan Kantor Kerumah

Seperti halnya sering berada dikantor sampai larut malam, menbawa pekerjaan kantor ke rumah, juga menunjukan ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. Hal ini akan mengambil hak atas waktu orang di rumah. Kita ahrus mengakui bahwa waktu yang kita miliki tidak sepenuhnya milik kita. Sepeti juga halnya dalam harta kita yang kita miliki, disitu terdapat bagian yang merupakan bagian hak orang lain,yang harus kita keluarkan untuk membersikan harta yang akan kita nikmati.

Jika kita nikmati semua harta yang kita peroleh tanpa membersihkan dari hak orang lain, maka tak bedanya kita memiliki ikan yang didalanya ada durinya dan kita makan semua. Dalam seekor ikan hak kita hanya dagingnya saja sedangkan durinya itu sebagian kecil. Kalau kita memakan seluruhnya termasuk durinya, maka kita akan terkena duri tersebut. Begitu juga dengan waktu yang dimiliki sebagiannya itu harus diberikan kepada yang berhak, yakni ada waktu untuk Allah pemilik waktu yang sebenarnya, untuk anak dan istri, untuk family, untuk pekerjaan, untuk relasi, masyarakat dan pihak lainnya.

Agar kita bisa berlaku adil, maka sekali lagi saya tegaskan bahwa semua pekerjaan kantor harus dikerjakan dikantor, dan begitu juga sebaliknya segala urusan rumah diselesaikan di rumah, jangan urusan rumah di bawa ke kantor atau urusan kantor diabawa ke rumah. Jika pekerjaan kantor dibawa kerumah berarti penggunaan waktu di kantor tidak efektif., dan selanjutnya akan mengganggu penggunaan waktu di rumah.



e.       Mengejakan Pekerjaan Orang Lain

Dalam suaatu organisasi masing-masing orang sama pentingnya, apa yang harus dilakukan adalah apa yang terdekat dengan kita. Prestasi kerja optimal baru akan tercapai apabila semua orang dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dan bekerja secara sinergis. Ketika seseorang melakukan atau menyelesaikan pekerjaan orang lain, maka secara otomatis akan menghabiskan sebagian waktu yang seharusnya dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sendiri. Dalm suatu organisasi, kadangkala kita menemukan orang yang senang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan orang lain, sementara pekerjaan yang seharusnya menjadi tugah utamanya malah terabaikan.



f.       Merasa Sangat Diperlukan.

Ketika seseorang merasa dirinya sangat diperhatikan, maka ia akan senantiasa berusaha untuk melibatkan diri dari setiap kegiatan, walaupun sesungguhnya ia tidak terlalu berkompeten pada bidang pekerjaan tersebut. Jika hal ini terjadi maka akan mengakibatkan terambilnya waktu yang sebetulnya harus digunakan untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tugas utamanya. Dismping itu juga prilaku seperti ini mungkin dapat mengakibatkan kurang efektifnya pelaksana pekerjaan terdebut karena memang bukan kompetensinya.




g.      Terlalu Banyak Mengikuti Rapat

Rafat atau pertemuan merupakan salah satu kegiatan rutin seorang wirausaha yang cukup banyak menyita waktu, apa lagi jika di tambah dengan pertemuan-pertemuan yang mengalami keterlambatan memulai. Hal ini akan lebih parah lagi jika letak pertemuan tersebut cukup jauh.

Undangan- undangan rapat mungkin ada yang memang perlu diikuti secara langsung tanpa mewakilkan, mungkin juga ada yang bisa diwakili stap, dan mungkin juga ada yang bisa tidak dihadiri. Ketika seorang manager selalu memenuhi seluruh undangan rapat secara pribadi ( tidak mewakilkan ) sudah barang tentu akan banyak menyita waktu kerjanya.



h.      Jarang Menyelesaikan Tugas Tepat Pada Waktunya

Kita seringkali menjumpai tupukan pekerjaan di atas meja kerja. Ada dua kemungkinan kondisi yang terjadi, yakni memang betul-betul sibuk, atau karena kebiasaan menunda penyelesaian pekerjaan. Pada umumnya pekerjaan yang menumpuk itu umumnya karena kebiasaan menunda, bukan karena tidak memiliki waktuuntuk menyelesaikannya. Menunda menyelesaikan pekerjaan tersebut memang memilikiberagam mitivasi, ada yang menunda pekerjaan karena malas, karena sudah menjadi kebiasaan sehingga dianggap normal, karena berharap imbalan dari yang berkepentingan, karena beranggapan yang penting selesai, atau karena tidak mampu, dan sebagainya, padahal apapun alasanya menyelesaikan pekerjaan denganlebih cepat adalah lebih baik.

Yang berbahaya apabila tidak tepat waktu itu karena pekerjaan malas, artinya sesungguhnya ia mampu menyelesaikannya tepat waktu, tetapi pekerja itu tidak mau menggunakan kemampuannya. Menurut Goeller dan Uraneck (1980:11) : ternyata kebanyakkan manusia menggunakan potensi otaknya hanya 10% dari yang diilikinya.

Contoh ; Setelah beberapa kali pertemuan perkuliahan seorang dosen memberi tugas kepada para mahasiswanya untuk menyusu sebuah makalah. Makalah harus diserahkan paling lambat saat ujian akhir semester. Tugas itu sebetulnyasudah biasa langsung mulai  dikerjakan begitu perkuliahanselesai saat mana dosen member pengumuman tersebut. Biasanya sebagian mahasiswa baru menyelesaikan pekerjaan tersebut menjelang ujian dilaksanakan, bahkan tidak jarang pula ketika tiba waktu untuk mengumpulkan tugas itu masih di foto copy. Sama halnya dengan cara mereka mempersiapkan ujian, ada yang meang senantiasa mempersiapkan dari awal dengancara belajar secara berkesinambungan, akan tetapi tidak jarang mahasiswa yang menumpukkannya sehingga baru belajar serius menjelang ujian (sering disebut cara belajar SKS = Sistem Kebut Semalem)



i.        Sering Merasa Terburu-buru

Merasa terburu-buru terjadi ketika kita sedang dihadapkan kepada kurangnya waktu untuk melaksanakan/menyelesaikan sesuatu pekejaan tertentu. Umumnya terjadi karena menangguhkan pekerjaan, dan ketika waktunya sudah mepet baru dikerjakan. Atau tidak melakukan penjadwalan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan. Menyelesaikan pekerjaan dengan terburu-buru berpeluang besar menghasilkan pekerjaan yang tidak sempurna atau salah, yang pada gilirannya harus dikerjakan kembali.




j.        Membiarkan Orang Lain Mengatur Waktu Anda

Membiarkan Orang Lain Mengatur Waktu Anda, bukan berarti bahwa jadwal anda dibuat orang lain, akan tetapi jika anda sudah memilki jadwal kegiatan yang harus dilaksanakan dengan alokasi waktu tertentu, akan tetapi anda merubah pelaksanaan kegiatan tersebut akibat menyesuaikan terhadap kegiatan atau keinginan orang lain, maka sudah barang entu akan kehilngan banyak waktu.

Jika hal-hal tersebut diatas banyak hal yang sering dijumpai atau dirasakan dala kehidupan  anda sehari-hari, itu artinya anda belum dapat mengelola atau menggunakan waktu secara baik, sehingga anda harus belajar banyak untuk dapat memanfaatkan waktu secara efaktif. Janganlah menjadi korban dari kesalahan pengelolaan waktu, sebab waktu yang tidak dimanfaatkan  dengan baik akan pergi dengan begitu saja tanpa akan kembali, dan tidak akan dapat memanfaatkannya pada kesempatab lain di masa yang akan dating. Sebelum anda melanjutkan membaca manajemen waktuini ada baiknya jika terlebih dahulu anda mencoba melakukan evaluasi penggunaan waktu yang anda lakukan selama ini dengan lebih mendetail lagi. Buatlah rincian pekerjaan-pekerjaan rutin yang selau anda kerjakan dalam satu hari satu malam, dan ukur rata-rata waktu yang di perlukan untuk menyelesaikannya.

Sebagai contoh :

Jika anda seorang mahasiswa coba sajikan alokasi waktu anda kedalam berbagi rutinitas rutin.




Tabel Alokasi Penggunaan Waktu





No
Jenis Aktivitas
Waktu Yang Dibutuhkan (menit)
01
Belajar

02
Makan

03
Mandi

04
Shalat

05
Tidur

06
Tidur Siang

07
Bercengkrama dengan Keluarga

08


09


10


 Jumlah
                   …………………menit.



Silahkan mebuat label yang sesuai denagan aktivitas rutin yang betul-beul biasa anda laukan setiap hari.istilah semua elemen untuk aktivitas tersebut dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Setelah anda menggunakan waktu anda selama 34 jam dalam satu hari satu malam,lakukan evaluasi terhadap semua elemen aktivitas apakan yang penggunaan wakunya sudah cukup tepat atau mungkin terlalu banyak (pemborosan) atau mungkin terlalu sedikit. Terhadap aktivias yang memboroskan waktu, kurangilah dan terhadap aktivitas yang waktunya dianggap kurang, tambahlah sehingga tercapai alokasi penggunaan waktu anda yang seadil mungkin.



II.2. PENYITA WAKTU TERBESAR

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak selamanya dapat menggunakan waktu seperti yang kita inginkan. Ada pemborosan waktu yang memang tidak kita sadari, akan tetapi ada juga kita melakukan pemborosan waktu itu dengan penuh kesadaran. Walaupun kita manyadari betul bahwa penggunaan waktu untuk kegiatan tertentu tidak produktif, akan tetapi kadangkala kita sulit atau bahkan tidak memiliki kemampuan untuk menghindarinya. Untuk dapat memanaje waktu secara baik, terlebih dahulu perlu diketahui penyita waktu terbesar dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal berikut ini merupakan kondisi-kondisi yang dapat menyita waktu, sehingga penggunaannya menjadi tidak produktif :

a.      Tamu Yang Tidak Di Kehendaki

Tamu adalah orang yang mengunjungi atau menemui kita, dan terhadap mereka agama mengharuskan kita untuk menghotmatinya. Hal ini merupakan suatu yang mutlak harus kita lakukan, tapi dilain pihak tau jangan mentang-mentang harus dihormati sehingga gila hormat, tamu juga mutlak harus tahu diri. Artinya walaupun pribumi mempunyai kewajiban untuk melayani dan menghormati tamunya, Akan tetapi juga harus memastikan bahwa kehadirannya tidak menganggu pribuminya. Ketika ada orang yang bertamu mungkin sebenarnya pribumi tidak siap menerima tamunya karena berbagai alas an seperti :  harus segera berangkat, sedang tidak mau diganggu, sedang memiliki banyak pekerjaan dan sebagainya.

Oleh karena itu ketika sedang bertamu, kita harus memahami isyarat-isyarat yang dapat ditangkap dari pribumi misalnya : seringnya melihat jam, tersirat dalam ungkapan-ungkapan atau ungkin terlihat gelisah, mungkin juga melalui sikap dan ungkapan anaknya atau lingkingannya seperti suara-suara diruang belakang. Tamu haruslah peka terhadap kondisi karena ketika pribumi sudah menginginkan tamunya untuk segera pergi seringkali pribumi tidak memiliki keberanian untuk menyatakannya secara langsung, sehingga tamulah yang harus berusaha memahami situasi pribumi.

Mungkin sebagian besar orang mengalmi ketika kelurga sedang bersiap-siap untuk berangkat, tiba-tiba datang tamu yang sebelumnya tidak diketahui kedatangannya, baik itu famili, teman salesman atau siapapun. Mungkin tamu tidak tahu kalau pribumi mau pergi, atau bisa terjadi sang tamu tahu kondisi dari pribumi, tetapi tidak mau tahu, sehingga meskipun pribumi sudah membarikan berbagai isyarat agar tamu segera pergi, tapi tamunya tetap bertahan untuk tidak segera pamit. Atau mungkin waktu kita tersita tanpa kita sadari, misalnya ketika kita terlibat dalam diskusi dengan tamu sehingga tanpa kita sadari pembicaraan kita telah cukup banyak memakan waktu.

b.      Ketidak Mampuan Menyatakan Tidak

Kata “Tidak” sepertinya sesuatu yang biasa-biasa saja, yaitu sesuatu yang mudah untuk dikatakan dan dilakukan. Setiap hari dalam pembicaraan sehari-hari, senantiasa muncul kata /ungkapan “Tidak” bahkan kita bisa mengatakan tiada hari tanpa berkata “Tidak” akan tetapi dalam kondisi tertentu, bahkan untu sesuatu hal yang penting sekalipun, kadangkala kita mengalami kesulitan atau ketidakmampuan untuk menyatakan “Tidak”.

Hal ini terjadi umumnya karena ingi menghargai orang lain, ingin menyenangkan, sungkan, takut orang lain kecewa, atau mungkin tidak mau membuat orang lain tersinggung, maka dengan terpaksa menyatakan ya walaupun akhirnya kitayang dirugikan karena menyita banyak waktu. Misalnya walaupun kita tidak tertarik sama sekali akan jenis produk, akan tetapi karena sesorang memaksa meminta waktu untuk mendemokan produknya terpaksa kita luangkan waktu untuk memperhatikannya. Kondisi ini diperparah lagi oleh asumsi atau kebiasaan di masyarakat, bahwa ketika orang ditanya tidak menjawab, maka jawabannya dianggap Ya.

Mungkin orang yang kita hormati atau yang lebih senior meminta kita melakukan sesuatu, padahal pada waktu yang bersamaan kita sedang atau akan melakukan suatu pekerjaan (yang sebetulnya kalau saja mereka tahu apa yang sedang atau akan kita lakukan, mereka tidak akan menyuruhnya), akan tetapi karena enggan menolak atau sungkan, kita tidak menyampaikan apa yang sedang atau akan dilakukan tersebut.



c.       Melakukan Segalanya

Organisasi merupakan suatu system yang terdiri dari beberapa sub kesatuan yang saling melengkapi. Suatu system baru akan berjalan dengan baik apabila susistem yang membentuknya saling mendukung sehingga dapat bekerja secara sinergis. Setiap individu dalam organisasi merupakan suatu sub system yang mepunyai tugas dan tanggung jawab tertentu. Ketika organisasi berkembang, maka tugas dan tanggung jawab seorang manajer akan semakin bertambah.

Bertambahnya tugas dan tanggung jawab berarti akan menambah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Jika hal itu dilakukan sendiri berarti akan menghabiskan waktu untuk melaksanakan tugas-tugas pokok yang sebenarnya lebih urgen untuk segera diselesaikan. Semakin banyaknya tugas yang yang harus diselesaikan, akan berarti juga konsentrasi pemikiran dan tenaga menjadi terbagi yang akan mengakibatkan terlambatnya penyelesaian tugas-tugas. Dengan perkataan lain melakukan segala-galanya berarti akan kehilangan banyak waktu untuk melaksanakan hal-hal yang sebetulnya sebagian pekerjaan itu dapat didelegasikan kepada para bawahan.



d.      Terlalu Banyak Aktivitas yang Tidak Perlu Dilakukan

Sebagai seorang manusia sesuatu hal yang wajar jika kita ingin melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memuaskan kebutuhannya, karena sesuai dengan kodratnya kepuasan manusia itu tidak terbatas. Akan tetapi walaupu n demikian setiap orang harus mampu mengendalikan diri sehingga tidak dianggap sebagai seseorang yang rakus. Disamping itu dengan terlalu banyaknya orang melakukan hal-hal yang tidak perlu, akan menyita banyak waktu yang sebetulnya dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan lain yang lebih produktif.

Misalnya seseorang mempunyai kesepatan untuk bekerja dengan honor Rp.50.000,- per jam, akan tetapi dia malah mencuci mobil selama 1,5 jam yang sbetulnya bisa dilakukan orang lain dengan bayaran Rp.15.000,-. Dalam kondisi ini berarti yang bersangkutan kehilangan kesempatan bekerja dengan opportunity cost Rp.60.000,.



e.       Menangguhkan Pekerjaan

 Ada orang yang merasa bangga ketika dimejanya menumpuk pekerjaan, seolah-olah sebagai orang yang super sibuk sehingga pekerjaannya tidak sempat terselesaikan. Padahal umumnya bertumpuknya pekerjaan tersebut bukan karena tidak dapat diselesaikan, akan tetapi memang karena dad unsure kesengajaan untuk tidak menyelesaikannya. Banyak hal yang menyebabkan penangguhan suatu pekerjaan, disamping karena banyaknya pekerjaan, bisa juga karena   pekerjanya memang malas, ada pekerjaan lain mendesak harus diselesaikan, menunggu intruksi atau rekomendasi atasan, tidak bisa melaksanakannya, atau mungkin ada motivasi lain seperti seperti menginginkan adanya imbalan langsung dari pihak yang dilayani.

Yang terakhir ini umumnya terjadi di birokrasi dalam memberikan layanan public seperti : dalam pengurusan perijinan, kenaikan pangkat, pengurusan akte kelahiran dan sebagainya, yang merupakan kegiatan administrasi yang bisa jadi kendalanya hanya dalam memindahkan dari satu meja ke meja yang lainnya.

Jika suatu pekrjaan ditangguhkan penyelesaiannya. Maka pada saat akan melanjutkan/ menyelesaikan dibutuhkan waktu untuk menyesuaikan terlebih dahulu. Hal ini dapat diibaratkan sebuah msin yang tengah beroprasi kemudian dihentikan, maka untuk mengoprasikannya kembali diperlukan waktu berjam-jam  atau bahkan berhari-hari untuk memanaskannya terlebih dahulu. Itu sebabnya di pabrik-pabrik serinkali seorang pegawai harus tetap bekerja walaupun hari raya, karena ketika dihentikan maka akan menimbulkan kerugian yang besar akibat lamanya terbuang waktu untuk menunggu mesin siap beroprasi lagi. Begitu juga otak kita ketika  sedang digunakan untuk memikirkan sesuatu kemudian dihentikan, maka untuk mulai memikirkan kembali hal tersebut diperlukan waktu yang lama, karena pada dasarnya proses berpikir adalah proses menghubung-hubungkan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya atau pemikiran yang satu dengan pemikiran yang lain sehingga memerlukan energy untuk menjalankan dan memulainya lagi. Maka saat akan menyelesaikannya atau melanjutkannya maka perlu waktu untuk menghubung-hubungkan antara ide yang sudah di kerjakan dengan yang akan dilaksanakan. Bahkan kemungkinann besar bahan-bahan yang diperlukan sudah tidak tersedia atau berada di tempat lain yang memerlukan waktu untuk mencarinya. Disamping membuang-buang waktu menunda pekerjaan juga dapat menghilangkan kesempatan.

f.       Tidak mamfu memutuskan pembicaraan

Apabila kedua pihak melakukan komunikasi secara lisan, baik dengan cara bertatap muka langsung atau pun melalui telepon, ada tiga kondisi yang mungkin terjadi, yaitu:

1.      Kedua belah pihak merupakan tipe komunikator yang aktif dan agresif.

2.      Kedua belah pihak merupaka  tipe komunikator yang pasif.

3.      Satu pihak tipe komunikator aktif dan pihak yang lainnya pasif.

Ketika Komunikasi terjadi antara komunikator yang aktif dengan komunikan yang juga aktif/agresif, maka ada kemungkinan masing-masing tidak bisa  menahan diri sehingga kedua belah pihak sulit untuk memperhatikan pembicaraan, karena masing-masing pihak ngotot untuk terus bicara. Sementara itu ketika dalam proses kominikasi berhadapan antara pihak yang pasif dan pihak yang agresif,maka pihak yang agresif memiliki kecendrungan merampas/mengambil hak pihak yang pasif. Komunikator yang pasif kemungkinan akan mengalami kesulitan untuk mengambil pembicaraan, bahkan mungkin terjadi si pasif tidak kebagian waktu untuk menyampaikan pesannya.

Misalnya seorang komunikator pasif inggin menyampaikan sebuah informasi kepada seseorang kepada seseorang kominikasi yang aktif melalui telepon, bisa jadi ketika telepon diangkat penerima telepon langsung berbicara dengan penuh semangat sehingga yang menelepon tidak mempunyai kesempatan untuk berbicara, sehingga untuk menyampaikan pesannya si penelepon harus………yang menelepon itu siapa. Hal yang saa akan terjadi kalau komunikan agresif menelepon komunikan yang pasif, maka ada kemungkinan hanya menjadi pendengar tanpa memiliki kesempatan untuk menyampaikan reponnya. Dalam kondisi seperti diatas maka akan terjadi kesulitan bagi yang pasif untuk memutuskan pembicaraan.

Saya yakin masing-masing pernah mengalami kesulitan memutuskan pebicaraan dengan pihak lain, misalnya ketika menghadapi atasan, ketika menghadapi orang tua, ketika menghadapi orang yang sudah lama tidak bertemu dan sebagainya. Hal ini mungkin terjadi karena rasa ingin menghormati, perasaan takut menyinggung, perasaan takut di anggap tak sopan atau rasa ingin menyenangkan yang berlebihan. Dengan kesulitan memutuskan pembicaraan tersebut, maka sudah barang tentu waktu kita akan banyak tersita.

g.      Perjalanan

Melakukan perjalan merupakan suatu aktivitas yang tidak mungkin dihindari oleh karena wirausaha,baik untuk menghindari pertemuan, menghubungi supplier, menghubungi calon konsumen, penjajangan pasar, mengevaluasi calon mitra uasaha, maupun untuk bertemu dengan mitra-mitra perusahaan lainnya. Mereka yang dihubungi mungkin berada ditempat yang cukup jauh dari tempat domisili usaha, sehingga untuk sampai tujuan diperlukan waktun berjam-jam atau bahkan sehari perjalanan.



III.3 MENGELOLA WAKTU SECARA PRODUKTIF

Secara filosofis produktivitas merupaka spirit dan usaha untuk senantiasa meningkatkan kehidupan, yakni hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik disbanding hari ini. Untuk mencapai hal tersebut tidak terlepas dari kemampuan kita hindari perangkap waktu seperti yang telah dibahas dimuka, serta kemampuan yang menggunakan waktu secara produktif, yakni melalui upaya-upaya sebagai berikut :

a.      tetap batas waktu

Hidup adalah perjalanan, oleh karena itu agar perjalanan kita sampai kepada tujuan hendak dicapai tepat pada waktunya, maka kita perlu memprogramnya sebelum perjalanan di mulai. Walau pun kita percaya adanya takdir, akan tetapi tidak berarti harus menyerah kepada segala takdir tampa melakukan usaha. Dalam pencapaian tujuan hukum sebab akibat tetap berlaku, walaupun pada akhirnya tangan yang maha kuasalah yang akan menentukannya. program dimulai dari program jangka panjang untuk mencapai tujuan hidup kita, kemudian program jangka panjang tersebut menterjemahkan kepada program jangka menengah dan jangka pendek.

Program jangka pendek harus diterjemahkan kedalam aktivitas-aktivitas atau pekerjaan-pekerjaan. Sebelum suatu pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu uraikan pekerjaan ke dalam elemen-lelemen kerja, dan taksirlah waktu nyang diperlukan untuk menyelesaikan  elemen kerja. Dengan memberikan tolelansi, tuntunan waktu standar yang diperlukan unutuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Setelah taksiran waktu waktu setandar diketahui, selanjutnya tetapkanlah batas waktu penyelesaiannya.

Hal ini berguna sebagai suatu sprit untuk pencapainya dan alat untuk memudahkan dalam meng evaluasi pencapai tujuan. tanpa menetapkan batas waktu yang tegas maka penyelesai akan molor mengikuti kaidah perkinson : pekerjaan mengambang sesuai waktu yang tersedia bginya. Dengan demikian jika suatu pekerjaan yang direncanakan akan dikakukan tanpa ada batas waktunya bisa  jadi tadak pernah selesai.

b.      Lakukan sekarang juga

Seperti diungkapkan di muka bahwa terdapat pekerjaan  yang menumpuk ( tidak selesai ) tidak Selamanya menunjukan terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan seseorang, akan tetapi sering kali terjadi karena yang bersangkutan menunda/menangguhkan penyelesai pekerjaan tersebut. Menunda penyelesaian suatu pekerjaan saat ini sudah merupakan suatu kebiasaan diberbagai kantor/instansi. Hal ini pula yang menunjukan buruknya kinerja, sehingga muncul ungkapan jika bisa diperlambat kenapa harus dipercepat.

Allah memperingatkan kita dalam Al- Qur’an Surat Al- Insyirah//Alam-Nasyrah ayat 7 : apabila kamu telah selessai, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Ayat ini memerintahkan kepada manusia agar bersegera menyelesaikan pekerjaan yang dihadapinya. Bahkan seharusnya setelah selesai meksanakan pekerjaan lain dengan lebih sungguh-sungguh lagi.

c.       Hindari tatap muka langsung

Unttuk mengkomunikasikan kepada pihak lain atau pihak lain ingin mengkomunikasikan kepada pihak kita, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara  seperti :

Ø  Komunikasi dengan tatap muka ( bertemu langsung )

Ø  Menggunakan telepon, faximeile, surat, e-mail, kurir.

Komunikasi menggunakan sarana telepon faximile, surat, e-mail, kurir mempunyai beberapa kelemahan, sebab :

1.      Tidak bisa kominikasi langsung, apabila bahan yang dikomunikasikan belum dapt dipahami oleh penerima.

2.      Memerlukan waktu yang lama untuk dapat mengetahu respon dari komunikasi ( penerima ) informasi.

Untuk menyampaikan respon informasi yang memerlukan telepon segera, dapat dilakukan melalui tatap muka atau melalui telepon. Komunikasi melalui tatap muka langsung disamping memeiliki beberapa mnfaat juga memiliki kelemahan, antara lain juga dapat menhabiskan waktu yang lebih lama, sebab untuk bisa bertatap muka berarti harus ada pengorbannan untuk dapai smapai ketempat dimana pertemuan di lakukan. Dengan tatap muka langsung , juga besar kemungkinan untuk membicarakan hal yang lain diluar pokok permasalahan, bahkan bisa dibicarakan hal ini justru memakan waktu yang lebih lama ketimbang membicarakan pokok permasalahan.

d.      Rencanakan pekerjaan untuk hari esok

Setiap hari setelah selesai melaksanakan pekerjaan, sebaiknya sebelum menempatkan hari bekerja, lakukan evaluasi terhadap seluruh program yang telah direncanakan. Jika ada pekerjan-pekerjaan yang belum selesai dan menurut penyelesaian segera, atau ada pekerjaan-pekerjaan yang sudah selesai akan tetapi masih memerlukan pekerjaan lanjutan, maka buatlah pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan, catat siapa saja yang harus dihubungi dan apa keperluannya.

Persiapkanlah pekerjaa-pekerjaan yang harus di kerjakan besok dengan skala prioritas, mulai pekerjaan yang harus segera di selesaikan sampai dengan yang biasa ditunda, mulai hal-hal kecil seperti bagaimana meletakan ballpoint agar memudahkan pengambilannya besok hari, sampai dengan hal-hal yang besar yang memerlukan pemikiran dan energy yang besar untuk menyelesaikannya. Jika ada kesalahan kepada orang lain, prioritaskanlah untuk meminta maaf. Dengan demikian hari esok tiadak akan membuang waktu-waktu untuk memilih pekerjaan yang harus diselesaikan.



e.       Bergurulah pada pengalaman

Pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang baik. Artinya apabila kita hendak melakukan sesuatu, harus senantiasa berkaca pada pengalaman-pengalaman sebelumnya, sehingga diharapkan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan tidak akan terulang, dan hal-hal yang mempercepat pencapaian tujuan diperbanyak. Dengan perkataan lain berguru pada pengalaman akan mamfu menghindarkan kiata terjerumaus pada lobang yang sama sehingga tidak akan membuang-buang waktu untuk segera  mencapi tujuan yang telah ditentukan.



f.       Ajukan pertanyaan

Agar tindakan yang dilakukan betul-betul tindakan yang terbaik, maka sebelum melakukan pekerjaan pastikan terlebih dahulu bahw apa yang akan dilakukan itu adalah betul-betul sesuatu yang memang seharusnya dilakukan dimaksimalkan manfaat optimalnya, atau pekerjaanyang manfaatnya relative kecil, tidak memberikan manfaat, atau bahkan pekerjaan tersebut memiliki potensi merugikan ? untuk mencapai ke hal terbaik tersebut, maka sebelum melakukan sesuatu terlebih dahulu ajukan pertanyaan-pertanyan berikut ini ( 5 W 1 H ) :

-What ?                                                           Apa ?

Pekerjaan apa yang akan dilaksanakan, artinya sebelum aktivitas dimulai kita harus tahu persis mengenai seluk baeluk dari pekerjaan yang harus dilaksanakan.

-Why ?                                                            Mengapa ?

Mengapa pekerjaan tersebut harus dilaksanakan ? hal ini terkait dengan sejauh mana urgensinya suatu aktivitas dilakukan. Dengan demikian pertanyaan ini menuntut pertimbangan yang matang apakas suatu aktivitas perlu dilakukan ataukan tidak perlu dilakukan? Apa keuntungan dan kerugian nya jika pekerjaan itu dilakukan,serta apa keuntungannya dan kerugiannya jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan.

-When ?                                                           Kapan ?

Kapan pekerjaan itu harus dilakukan, dalamarti kapan dimulainy, dan kapan berakhirnya pekerjaan tersebut. Hal ini menyangkut ketepatan waktu pelaksanaan, sebab sesuatu yang dilaksanakan momennya tidak tepat, maka tidak akan memberiakan manfaat yang optimal.

-Where ?                                                          Dimana ?

Dimana pekerjaan itu dilakukan ? hal itu menyangkut tempat pelaksaaan kegiatan. Janganlah melakukan kegiatan ditempat yang membahayakan keselamatan. Atau tempat yang akan mengganggu phak lain.

-Who ?                                                            Siapa/dengan siapa ?

Siapa yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut? Atau dengan siapa pekerjaan tersebut akan di lakukan ? hal ini menyangkut denagan orang yang akan menjalankan     pekerjaan.   Setiap pekerjaan haru dikerjakan oleh ahlinya. Artinya suatu pekerjaan hanya akan menghasilkan hasil yang terbaik, hanya jika dilakukan oleh orang yang tepat. Jangan sekali-kali menyerahkan suatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya. Karena jika itu terjadi maka itu artinya kita sedang menunggu kehancuran.

-How ?                                                            Bagaimana?

Hal ini menyangkut metode atau cara atau tehnik. Lakukanlah pekerjaan dengan cara yang cerdas, karena cara melakukan akan mementukan hasil yang diperoleh. Bahan yang baik sekalipun, jika dibuat dengan cara yang salah tidak akan dapat memberikan hasil yang baik. hasil yang baik hanya bisa diperoleh melalui cara yang benar.



g.      Mempersingkat waktu pertemuan

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering sekali mendengar jam karet atau waktunya ngaret,yang menunjukan penggunaan waktu yang efektif. Maemang Indonesia merupakan penghasil karet terbesar , akan tetapi tidak seharusnya menggunakan waktu seperti karet yang bisa molor. Kenyataan yan dalam suatu pertemuan seringkali menyita waktu yang cukup lama, baik karena keterlambatan waktu yang cukup lama, baik karena keterlambatan memulai, agendanyan tidak jelas, pembicaraan yang mengarah ke debat kusir dan Karen hal-hal lain. Oleh karena itu untuk mempersingkat waktu pertemuan perlu dilakukan upaya-upaya antara lain : memulai pertemuan sesuai jadwal yang telah ditentukan, pimpinan harus memahami permasalahan dan apa yang diharapkan para peserta, menjaga pertemuan tetap berada padajalurnya, pimpinan pertemuan harus tegas dan bijaksana, menggunakan bahaa,yang sederhana, dekatkan waktu rapat dengan jam makan.



h.      Memanfaatkan waktu dalam perjalanan.

Perjalanan yang merupakan suaktu aktivitas tidak bisa di hindari, baik perjalanan rutin ke tempat kerja, menghindari seminar atau rapat diluar kota, pulang kampong, mengunjungi family atau  teman, menghadiri undangan dan sebaginya. Dalam perjalan kita sering kali kehilangan banyak waktu, baik karwna kemacetan lalu lintas, menunggu pemberangkatan pesawat /pesawat/bis/ atau gangguan tekhnis perjalanan. Oleh karena itu kita harus memanfaatkan waktu dalam perjalanan tersebut.

Untuk perjalan yang dilakukan secara rutin seperti perjalanan ke sekolah atau ke kantor, sekali-kali gunakan rute jalan yang berbeda untuk membuat variasi dan lebih mengetahui lingkungan. Perjalanan tersebut mungkin dilakukan dengan menggunakan kendaraan sendiri, numpang kendaraan orang lain, maupun menggunakan kendaraan umum, kita harus tetap dapat emanfaatkan waktu secara epektif selama dalam perjalanan tersebut.

i.        Seleksi tamu

Bagi seorang pimpinan, menerima tamu termasuk salah satu aktivitas utamanya. Jika semua tamu hendak berkunjung delayani pimpinan, bisa jadi waktunya habis hanya untuk menerima tamu. Untuk mengtasi waktu yang tersita oleh  tamu yang tidak diharapkan, dapat disiasati dengan menyeleksi tamu yang ingin berkunjung. Untuk tamu yang berkunjung secara langsung tanpa ada ijin atau pemberitahuan terlebih dahulu, tugaskan sekretaris untuk melayani dan menanyakan kepentingan kedatangannya, yang selanjutnya menyeleksi tamu mana yang bisa diterima dan tamu mana yang tidak bisa diterima. Tamu-tamu yang keperluannya bisa dilayani sekertaris atau staf, tugaskan mereka untuk menanganinya.



j.        Terima tamu di luar kantor

Untuk tamu-tamu yang tidak penting, sebaiknya diterima diluar kantor sambil berdiri. Dengan diperlakukan seperti itu diharapkan tamu yang bersngkutan akan mempersepsikan bahwa pribumi akan segera berangkat ke luar atau menyadari bahwa kehadirannya tidak begitu diharapkan, sehingga pembicaraan akan langsung fokus ke pokok permasaahan saja tanpa basa-basi terlebih dahulu. Setelah selesai tamu akan segera pegi, dengan demikian waktu kita bisa dihemat.

k.      Beranilah menolak

Sebagai orang timur, khususnya orang Jawa/Sunda, kita sering kali berpura-pura dengan harapan akan memuaskan orang lain atau agar tidak mengecwakan mereka, walaupun akibatnya bisa jadi kita yang mengalami kekecewaan atau bahkan kerugiaan. Sebagi contoh kita sebagai seorang konsultan Bank Indonesia asal Erofa bertugas di jawa barat, dia menyatakan bahwa ketika dia menyampaikan program, semua menurut saja. Akan tetapi ketika waktunya implementtasi juga tidak seorangpun yang melaksanakanya. Sementara ketika bertugas di Medan dia mengatakan bahwa ketika menyampaikan program banyak yang mendebat dan yang menolak, akan tetapi ketika program disepakati untuk diteruskan, maka pada implementasinya mereka kompak melaksanakannya.

l.        Jangan Melakukan Segala Aktivitas

Kita harus menganalisis kesempatan-kesempatan yang bisa dilakukan, terutama waktu yang bersamaan. Pekerjaan-pekerjaan yang lebih efektif dikerjakan orang lain sebaiknya biarkan mereka yang mengerjakan atau kita tentukan mana pekerjaan yang harus dilakukan sendiri dan mana yang harus didelegasikan/diserahkan kepada orang lain, dari beberapa pekerjaan yang harus dilakukan pada saat yang bersamaan. Prinsipnya ketika kita melakukan suatu pekerjaan jangan sampai menimbulkan biaya kesempatan (opportunity cost)

m.    Hidari Mencapai Kesempurnaan

Kesempurnaan adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dicapai, atau bahkan tidak ungkin dapat dicapai karena Kesempurnaan hanya milik Alloh SWT. Sering terjadi dalam melakukan atau membuat sesuatu, orang berusaha untuk mencapai hasil yang ideal, akan tetapi akhirnya malah tidak pernah tercapai atau bahkan mungkin tidak pernah melakukan apapun. Mencari kesempurnaan seringkali hanya membuang-buang waktu saja, oleh karena itu lakukanlah apa yang memang bisa dilakukan.

n.      Bunuh Rasa Iri dan Dengki

Susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah, itulah sebuah ungkapan yang patut kita hayati secara mendalam, sebab bukan hal yang tidak mungkin ungkapan itu ternyatabukan hanya sekedar pertanyaan dalam iklan sebuah produk, akan tetapi jangan-jangan sekali waktu berlabuh dihati kecil kita. Hati-hatilah jangan sampai itu terjadi, sebab iri hati dan dengki merupakan penyita waktu, dan dapat menggerogoti kebahagiaan kita. Iri hati dan dengki merupakan penyakit yang berbahaya dari penyakit menular. Katakan saja kanker otak, merupakan penyakit yang sangat ganas yang sering membawa kematian para penderitanya. Meminjam istilah KH.Zainudi MZ, bahwa seganas-ganasnya kanker otak paling banter menyebabkan penderitanya meninggal dunia, tidak seganas iri hati dan dengki yang dapat menyebabkan penderitanya sampai ke neraka.

Ketika seseorang mempunyai rasa iri terhadap orang lain, maka waktunya akan habis untuk memikirkan orang lain, atau bahkan terus memikirkan bagaimana caranya menjatuhkan orang lain, sedangkan dirinya sendiri tidak pernah dipikirkan. Sementara orang lain yang dipikirkannya, terus memikirkan dirinya sendiri untuk dapat terus maju dan berkembang. Akhirnya dia (yang punya penyakit iri dan dengki) sendiri jalan ditempat atau bahkan mundur karena waktunya habis digunakan memikirkan orang lain, sementara orang yang dipikirkannya terus maju.

Ketika teman atau tetangga kita beli mobil, kita tidak perlu memikirkan dan bertanya-tanya dari mana uangnya, atau bahkan mendo’akan supaya mobilnya tabrakan. Seharusnya kita ikut senang, Alhamdulillah sebab sewaktu-waktu kit bisa ikut numpang atau bahkan mungkin kita bisa pinjam. Sehingga ungkapan diatas harus diubah menjadi : Susah ketika melihat orang lain susah dan senag ketika melihat orang lain senang.

o.      Kelola Stress

Stress merupakan suatu kondisi yang di alami seseorang dalam menghadapi atau menyelesaikan suatu permasalahan  atau pekerjaan, dimana yang bersangkutan merasa terjadinya ketegangan mental. Kondisi tersebut bisa dicirikan oleh adanya  beberapa hal, antara lain :

ü  Mulut dan kerongkongan kering,

ü  Napas pendek dan dangkal,

ü  Sakit rahang,

ü  Cenderung lebih dingin dan bergejolak,

ü  Selalu pusing,

ü  Rasa panas dalam perut,

ü  Detak jantung lebih cepat,

ü  Dan tekanan darah naik.(Davidson,2000)

Stress dapat menimpa siapapun, baik pria maupun wanita, baik anak-anak maupun dewasa dan orang tua, baik yang tidak memiliki uang, , yang memiliki uang maupun yang kelebihan uang. Derajat stress yang dialami masing-masing orang akan berbeda-bedatergantung kepada kondisi yang bersangkutan, dan tergantung seberapa kuat factor yang mempengaruhinya.

Untuk mengelola stress dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :

ü  Memelihara rasa humor,

ü  Lakukan peregangan secara teratur,

ü  Berpikir positif,

ü  Persoalan sehari-hari jangan jadi malapetaka,

ü  Pijat,

ü  Berjalan kaki



p.      Lakukan Delegas

Sejalan dengan semakin berkembangnya suatu usaha, mana akan semakin komplekslah tugas-tugas dan pengendalian yang harus dilakukan oleh seorang wirausaha. Hal ini sudah barang tentu akan menyita banyak waktu manajer untuk menjalankan fungus managerialnya. Sedangkan seorang manajer memiliki keterbatasan, terutama keterbatasan dalam mengendalikan para bawahannya, akibatnya semakin luas rentang manajemen, maka akan seakin tidak efektif pekerjaan seorang manajer.

Para ahli mengatakan bahwa manajemen merupakan seni untuk mencapai tujuan dengan menggunakan orang lain, artinya seorang wirausaha dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan tidaklah harus memikul beban tugas dan tanggung jawabnya secara sendirian. Oleh karena itu delegasi merupakan cara yang paling tepat untuk mencapai efektifitas ketika usaha mulai berkembang, sebab delegasiakan menambah waktu luang bagi wirausaha sehingga dapat dipergunakan untuk hal-hal yang lebi produktif. Wirausaha berhasil adalah mereka yang mampu memberikan tugas secara tepat kepada para karyawan serta memastikannya bahwa pekerjaan itu dapat diselesaikan dengan baik.

Proses pendelegasian dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1)      Tentukan mana pekerjaan yang harus dilakukan sendiri secara langsung, dan mana pekerjaan yang bisa dilakukan orang lain.

2)      Pilih orang yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan yang tepat, yakni yang memiliki kemampuan dan waktu untuk melaksanakannya.

3)      Instruksikan pekerjaan yang harus mereka lakukan secara lengkap dan jelas, serta beri kesempatan mereka mengerjakan dengan cara mereka sendiri, jika memang logis.

4)      Berikan perhatian yang cukup kepada mereka, terutama pada awal pendelegasian.

5)      Pastikan bahwa mereka memiliki sarana yang memadai untuk menyelesaikan pekerjaannya.

6)      Lakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan.





BAB III

KESIMPULAN

Seiring dengan aliran darah, detak jantung dan hisapan nafas kita, sejalan dengan berputarnya bumi pada porosnya, dan beredarnya bumi mengelilingi matahari serta beredarnya matahari,maka waktupun terus berjalan  tampa bisa dihentikan barang sekejappun. Ketika aliran darah terhenti, detak jantung dan hisapan nafas kita terhenti itu berarti kehidupan kita juga terhenti. Begitulah waktu yang kita miliki akan terus berjalan dan senantiasa akan terus semakin berkurang. Oleh karena itu kita perlu mengadakan evaluasi terhadap pemanfaatan waktu yang biasa kita lakukan, jangan-jangan tanpa disadari kita telah menghabur-hamburkan waktu yang sangat berharga itu dengan sia-sia.

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak selamanya dapat menggunakan waktu seperti yang kita inginkan. Ada pemborosan waktu yang memang tidak kita sadari, akan tetapi ada juga kita melakukan pemborosan waktu itu dengan penuh kesadaran. Walaupun kita manyadari betul bahwa penggunaan waktu untuk kegiatan tertentu tidak produktif, akan tetapi kadangkala kita sulit atau bahkan tidak memiliki kemampuan untuk menghindarinya. Untuk dapat memanaje waktu secara baik, terlebih dahulu perlu diketahui penyita waktu terbesar dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal berikut ini merupakan kondisi-kondisi yang dapat menyita waktu, sehingga penggunaannya menjadi tidak produktif :

Kesempurnaan adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dicapai, atau bahkan tidak ungkin dapat dicapai karena Kesempurnaan hanya milik Alloh SWT. Sering terjadi dalam melakukan atau membuat sesuatu, orang berusaha untuk mencapai hasil yang ideal, akan tetapi akhirnya malah tidak pernah tercapai atau bahkan mungkin tidak pernah melakukan apapun. Mencari kesempurnaan seringkali hanya membuang-buang waktu saja, oleh karena itu lakukanlah apa yang memang bisa dilakukan.

Sejalan dengan semakin berkembangnya suatu usaha, maka akan semakin komplekslah tugas-tugas dan pengendalian yang harus dilakukan oleh seorang wirausaha. Hal ini sudah barang tentu akan menyita banyak waktu manajer untuk menjalankan fungus managerialnya. Sedangkan seorang manajer memiliki keterbatasan, terutama keterbatasan dalam mengendalikan para bawahannya, akibatnya semakin luas rentang manajemen, maka akan seakin tidak efektif pekerjaan seorang manajer.

Para ahli mengatakan bahwa manajemen merupakan seni untuk mencapai tujuan dengan menggunakan orang lain, artinya seorang wirausaha dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan tidaklah harus memikul beban tugas dan tanggung jawabnya secara sendirian. Oleh karena itu delegasi merupakan cara yang paling tepat untuk mencapai efektifitas ketika usaha mulai berkembang, sebab delegasiakan menambah waktu luang bagi wirausaha sehingga dapat dipergunakan untuk hal-hal yang lebi produktif. Wirausaha berhasil adalah mereka yang mampu memberikan tugas secara tepat kepada para karyawan serta memastikannya bahwa pekerjaan itu dapat diselesaikan dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Gymnastiar, 2004, Manajemen Qolbu Untuk kepemimpinan, MQ Publishing Bandung
Abdul Malik Al-Qasim, 2005, Waktu Nafas Yang Takkan Kembali, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta
Alimarwan Hanan, 2003, Seri Kebijakan Usaha Penjaminan Kredit dan Perkuatan Usaha KUKM, Kementrian Koprasi dan UKM, Jakarta
Amin Rais, 2008, Agenda-agenda mendesak Bangsa, Selamatkan Indonesia, PPSK Press, Yogyakarta
Amin Wijaya Tunggal, Manajemen Kewirausahaan, harvarindo, 2004, Jakarta
Arwan Gunawan dan Yeti Apriliawati, 2003, Perancangan Model Sistem Anggaran Untuk Usaha Kecil, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. III. No. 1 April 2003. Politeknik Negeri Bandung.
Ary Ginanjar Agustian, 2003, Rahasia Sukses Membangun ESQ POWER Penerbit Arga, Jakarta.
Andrias Harefa dan Eben Ezer Siadari, 2008. The Ciputra Way, Praktik Terbaik Menjadi Entrepreneur, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Atkinson Philip E, 1990, Achieving Results through Time Management, Pitman Publishing, London.
Bank Indonesia, 2003, Pemberdayaan Konsultan Keuangan/Pendamping UMKM Mitra Bank, Jakarta.
Browne, Mary T, 2008, 5 Aturan Pikiran, Bagaimana Menggunakan Kekuatan Pikiran Untuk Meraih Apa Yang Kita Inginkan, Gramedia Pustaka, Jakarta.
Carniage, Dale, 1992, Petunjuk Hidup Tenteram dan Bahagia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ciputra, 2009, Ciputra Quantum Leap, Entrepreneurship mengubah masa depan bangsa dan masa depan anda, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Darmadi Darmawangsa, 2008, Champion, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Davinson, Jeff, 2002, Penuntun 10 Menit Manajemen Waktu, alih bahasa Niken Hendraswati, andi ofset Yogyakarta.
Departemen Kooprasi, 1995, Beberapa Model Pengembangan Usaha Kecil, Jakarta.
Dino Pati Jalal, 2008, Harus Bisa Seni Memimpin Ala SBY.
Dirjen PPK, 1999, Pedoman Pembinaan Koprasi dan Pengusaha Kecil Melalui Pembiayaan Modal Ventura, Jakarta.
Edy Zaqeus, 2009, Bob Sadino: Mereka Bilang Saya Gila, Kintamani Publishing, Bekasi.
Emoto, Masaru, 2006, The True Power of Water, Bandung, MQ Publishing.
Kartawan, Agus Susanto, 2009, Pengantar Manajemen Syari’ah, Guardaya Intimarta, Bandung.
Kartawan, 2004, Peluang Pengembangan Ekonomi Tasikmalaya Pasca Pemilu, makalah disampaikan pada musyawarah Kadin, tanggal 20 April 2004.
Kartawan, 2004, Peran Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Usaha Kecil, disampaikan pada Bursa Kredit bagi UKM, Kerjasama UNSIL Bank Indonesia Kantor Tasikmalaya.
Longenecker, Justin G, at, 2000, Small Busines Management an Entrepreneurial Emphasis, Sout-Western College Publishing, New York.
Marwansyah, 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pusat Penerbit administrasi Niaga Polban, Indonesia.
Maskur Wiratmo, 2001, Pengantar Kewiraswastaan, BPFE UGM
Meredith, Geofrey, 1992, Kewirausahaan, Teori dan Praktek, PT.Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Muhammad Syafii Antonio, 2007, Muhammad SAW. The Super Leader Super Manager, Tazkia Multimedia & Pro LM Centre, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar