Minggu, 16 Februari 2014

DRAFT PENYUSUNAN KTSP RA.AL-MU'AWANAH



DRAFT PENYUSUNAN KTSP RA.AL-MU'AWANAH
Kurikulum RA terdiri dari seperangkat bahan pembelajaran yang mencakup lingkup perkembangan, yaitu perkembangan moral & agama, fisik-motorik,kognitif, bahasa, dan sosial emosional.

Setiap Lembaga RA dapat mengembangkan kurikulum sendiri-sendiri sesuai dengan ciri lembaga masing-masing dengan memenuhi prinsip dan capain perkembangan minimal yang tertera dalam Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang  Standar PAUD, sebagai acuan. Kemampuan anak yang tercantum dalam Permendiknas tersebut adalah kemampuan anak pada umumnya, sehingga pada kenyataannya capaian anak-anak dapat melampaui atau dibawah usianya. Hal ini harus dianggap wajar.

Paradigma Pendidikan Karakter pada PAUD

  1. Pendidikan karakter adalah upaya penanaman nilai dan sikap, bukan
  2. pengajaran, sehingga memerlukan pola pembelajaran fungsional.
  3. Pendidikan karakter menuntut pelaksanaan oleh 3 (tiga) pihak secara sinergis,
  4. yaitu: orang tua, satuan/lembaga pendidikan, dan masyarakat.
  5. Materi dan pola pembelajaran disesuaikan dengan pertumbuhan psikologis
  6. peserta didik.
  7. Materi pendidikan karakter berbasis kearifan local.
  8. Materi pendidikan karakter diintegrasikan ke dalam materi pembelajaran lain
18 Nilai Pendidikan Karakter PAUD
1)     Religious
2)     Jujur
3)     Toleransi
4)     Disiplin
5)     Kerja keras
6)     Kreatif
7)     Mandiri
8)     Demokratis
9)     Rasa ingin tahu
10) Semangat kebangsaan
11) Cinta tanah air
12) Menghargai prestasi
13) Bersahabat/komunikatif
14) Cinta damai
15) Gemar membaca
16) Peduli lingkungan
17) Peduli social
18) Tanggungjawab
Untuk menyusun kurikulum RA 2013 ini komponen-komponennya adalah :
  1. KTSP
  2. Kalender Pendidikan
  3. Program Tahunan
  4. Program Semester
  5. Rencana Kerja Mingguan
  6. Rencana Kerja Harian 
  7. Komponen-komponen penilaian
RA (Raudhatul Athfal) adalah sekolah formal maka komponen diatas harus dipenuhi. Bagaimana kegiatan belajar dan mengajar akan lancar jika Kurikulumnya saja masih acak-acakan. Marilah kita rapikan dan lengkapi administrasi dan kurikulum RA kita.



I.                    KTSP RA 2013




Kurikulum KTSP RA 2013 yaitu kurikulum nasional yang dikembangkan, disusun dan dikelola oleh sebuah lembaga sesuai kebutuhan dan kultur lembaga tersebut. KTSP lembaga yang satu dengan lembaga yang lainnya itu dipastikan berbeda namun mempunyai inti yang sama.
Kurikulum disusun harus memperhatikan seluruh potensi anak agar dapat berkembang optimal dengan memadukan seluruh aspek pengembangan. 
Kurikulum bukanlah harga mati pada pelaksanaan kegiatan main dan pembelajaran. Kurikulum merupakan acuan minimal, dengan kata lain, kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan situasi kondisi peserta didik, waktu, dan daerah dimana kurikulum tersebut digunakan.
Kurikulum di lembaga pendidikan anak usia dini terdiri dari dua kategori, yaitu :
1.        kurikulum untuk pendidikan formal dan kurikulum untuk pendidikan non formal. 
2.       Kurikulum yang digunakan pun dirancang berbeda sesuai usia anak yang dilayani.
RA dulu menggunakan kurikulum 2004 yang sering disebut dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). RA sekarang menggunakan kurikulum 2009 sesuai dengan PERMENDIKNAS 58 Tahun 2009 Sedangkan PAUD nonformal banyak menggunakan Menu Generik sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran atau pun kegiatan pengembangan lainnya.

Tata Cara Penyusunan KTSP RA 2013

Komponen-komponen yang termuat dalam KTSP mencakup dua dokumen, yaitu :
Dokumen I dan Dokumen II

DOKUMEN I ( KTSP RA 2013 )


Dokumen I dalam KTSP terdiri dari empat BAB yaitu Pendahuluan, Tujuan Pendidikan, Struktur dan Muatan Kurikulum, dan Kalender Pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi penjabaran :
1.     Latar Belakang (Dasar Pemikiran Penyusunan KTSP)
        
Latar belakang merupakan penjabaran alasan pengembangan kurikulum. Di sini dibahas dua hal sebagai pertimbangan mengapa sebuah pengembangan kurikulum perlu ada, yaitu:
a.       Kenyataan yang ada di lapangan : Berisi mengenai berbagai fakta yang menjelaskan keadaan lapangan yang menuntut segera dikembangkannya sebuah kurikulum yang sudah ada dan
b.       Harapan pengembang kurikulum :Berisi berbagai hal yang diharapakan jika kurikulum tersebut dikembangkan dari kurikulum yang sudah ada. Harapan yang disusun memperhatikan kemampuan lembaga, dari segi SDM maupun SDA.

2.     Analisis SWOT Kondisi Lembaga

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) perlu dilakukan untuk mengetahui berbagai faktor, baik pendukung maupun penghambat jika sebuah kurikulum akan dikembangkan di wilayah sekitar lembaga.
a)    Strengths (Kekuatan)
Kekuatan merupakan unsur-unsur yang dapat dijadikan pendukung bagi pengembangan kurikulum ini. Kekuatan dapat berupa material muapun nonmaterial.
b)   Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan merupakan faktor penghambat bagi pelaksanaan pengembangan kurikulum. Faktor ini sama dengan faktor kekuatan, dapat bersifat material dan imaterial.
c)    Opportunities (Peluang)
Peluang merupakan kesempatan, celah, atau alternatif, yang berarti bahwa unsur ini merupakan berbagai peluang dan alternatif bagi pelaksanaan pengembangan kurikulum.
d)    Threats (Ancaman)
Ancaman merupakan unsur yang dapat menggagalkan proses dan pelaksanaan pengembangan kurikulum.

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan Pendidikan berisi penjabaran :
1      Filosofi
Lembaga menentukan filosofi yang akan dijadikan acuan bagi pengembangan kurikulum agar tidak melenceng dari falsafah bangsa dan kebutuhan sekolah. Filosofi pengembangan kurikulum memperhatikan pada budaya bangsa,perkembangan anak, keadaan wilayah, kemajuan jaman, dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan.
2       Visi Sekolah
Visi merupakan cita-cita utama sekolah yang dijabarkan dalam kalimat. Visi ini tidak lebih dari satu kalimat. Beberapa lembaga menjadikan visi ini sekaligus sebagai motto sekolah agar mudah diingat masyarakat. 
3      Misi Sekolah
Misi merupakan penjabaran agar visi tercapai, atau lebih singkatnya adalah cara mencapai visi. Hal ini memungkinkan bahwa misi dapat lebih dari satu kalimat uraian. 
4      Tujuan Sekolah
Tujuan sekolah terlahir dari misi yang ada dan merupakan harapan terhadap lulusan yang dihasilkan. Cara yang dijabarkan dalam misi dapat diuraikan menjadi tujuan. 
5      Prinsip Pembelajaran   
Prinsip pembelajaran perlu disusun agar pelaksanaan kurikulum yang telah dikembangkan tetap pada jalurnya. Prinsip dapat disusun dengan mengadopsi dari perkembangan anak, budaya dan adat istiadat daerah, ataupun tuntutan perkembangan jaman. 
6     Tata Tertib  
Jika prinsip pembelajaran telah disusun, maka perlu ada tata tertib pelaksanaan pembelajaran yang juga dimuat dalam pengembangan kurikulum agar pelaksanaannya tidak melanggar karakteristik anak, budaya, dan filosofi sekolah. Tata tertib diberlakukan pada sekolah, guru, dan orang tua sebagai pengguna.




BAB III  STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Hal ini merupakan inti isi kurikulum, di dalamnya memuat menu pembelajaran yang akan dijadikan acuan pembelajaran sepanjang tahun. Struktur meliputi kurikulum inti dan kurikulum institusional atau muatan lokal dan berisi alokasi waktu pada masing-masing aspek. 
Isi kurikulum disusun dengan memperhatikan komponen anak, pendidik, pembelajaran, asesmen, dan pengelolaan pembelajarannya itu sendiri. 
v  Anak memperhatikan sasaran layanan usia di sekolah
v  Pendidik memperhatikan kompetensi lulusan dan kualifikasi pendidikan
v  Pembelajaran memperhatikan pengelompokkan usia
v  Asesmen dengan menyusun acuan pemantauan perkembangan anak dalam pembelajaran
v  Pengelolaan pembelajaran berisi satuan kegiatan dari tahunan hingga ke harian.
1    Bidang Pengembangan
Bidang pengembangan atau aspek perkembangan merupakan perkembangan yang akan dilatihkan selama proses pembelajaran sesuai dengan usia dan karakteristik anak. 
Jika pengembangan kurkikulum mengacu pada kurikulum PAUD formal, maka akan ada lima bidang pengembangan. Namun jika mengacu pada kurikulum PAUD nonformal akan terdapat enam aspek perkembangaan.
2     Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan isi kurikulum yang akan menjadi ciri khas sebuah sekolah sesuai dengan kegiatan khas dari masyakarat sekitar. 
3     Kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri berupa kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian anak melalui kegiatan penyaluran minat, bakat, hobi, kepribadian, dan kreativitas. 
4     Pengaturan Beban Mengajar
Pembagian alokasi waktu agar indikator dapat dikembangkan dengan merata.

Kalender berisi tentang pengaturan waktu pembelajaran selama setahun yang disesuaikan pada kebutuhan daerah, peserta didik dan pemerintah daerah maupun pusat. 
Dalam kalender dijabarkan juga sistem pembelajaran yang dianut, menggunakan triwulan, catur wulan, atau semester. Memuat juga waktu pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, dimulai jam berapa dan kapan berakhirnya.

 

DOKUMEN II ( KTSP PAUD 2013 )


Dokumen II KTSP berisi pengembangan silabus yang merupakan perencanaan tahunan, semester/bulanan, mingguan, dan harian. Dokumen II berisi inti pembelajaran yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke depan.
Demikianlah cara penyusunan KTSP PAUD 2013 ini, untuk contoh dari KTSP yang sudah jadi akan dilampirkan dalam kesempatan lain berupa File yang dapat di unduh di blog ini.

II.                 KALENDER PENDIDIKAN PAUD 2013


Kalender Pendidikan atau Kalender Akademik PAUD merupakan pengaturan waktu kegiatan pembelajaran peserta didik dalam kurun waktu satu tahun. Kalender akademik digunakan sebagai acuan pembelajaran untuk hari efektif (HE), Minggu Efektif (ME) dan Hari libur (HL) pada tahun yang ditempuh.
Kalender akademik ini berfungsi sebagai acuan kegiatan yang akan dilakukan selama tahun ajaran yang ditempuh. Dari sini dapat terlihat jumlah Minggu Efektif, Hari Efektif dan perkiraan libur. Sehingga kita mudah dalam penyusunan program-program sekolah yang lain.

Fungsi, Komponen dan Contoh Kalender Pendidikan

Fungsi kalender pendidikan :

ü  Mendorong efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran di sekolah
ü  Menyerasikan ketentuan mengenai hari efektif dan hari libur sekolah
ü  Pedoman dalam menyusun program kegiatan pembelajaran sekolah
ü  Pedoman bagi guru untuk menyusun program tahunan, program semester serta membuat silabus dan satuan acara pembelajaran

Dalam Kalender Akademik Terdapat Beberapa Komponen, Diantaranya :


1)     Tahun Ajaran
Tahun ajaran merupakan awal dari dimulainya kegiatan pembelajaran di sekolah. Tahun ajaran baru ditetapkan oleh Dinas yaitu pada Bulan Juli setiap tahun dan berakhir di Bulan Juni tahun berikutnya.
2)     Minggu Efektif
Minggu efektif adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran. Minggu efektif untuk PAUD adalah 34 Minggu dalam satu tahun. Tapi setiap sekolah bisa menyesuaikannya sesuai kondisi dan kebutuhan sekolah.
3)     Hari Libur
Hari libur adalah waktu yang ditetapkan untuk  tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan dan libur nasional.
Setiap Kota/Kabupaten juga lembaga dapat menetapkan hari libur khusus diluar hari libur yang ditetapkan. Hal tersebut disesuaikan dengan rencana yang dibuat oleh lembaga tersebut.
Hali libur tersebut mencakup :
ü  Libur Semester
ü  Libur hari-hari besar keagamaan
ü  Libur nasional
ü  Cuti bersama dan
ü  Libur khusus yang ditetapkan lembaga.

 

 

Contoh Kalender Pendidikan

berikut ini contoh kalender pendidikan yang ditetapkan Dinas Pendidikan setempat





Sedangkan lembaga kami mengembangkan sendiri kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan lembaga. Bentuknya kami ubah berbeda dengan standar yang dikeluarkan oleh Dinas, namun tanpa mengurangi esensi dari kalender pendidikan itu sendiri.

KALENDER PENDIDIKAN RA 2013 RA. AL-MU’AWANAH

Inilah kalender pendidkan yang kami susun untuk Semester I tahun ajaran 2013/2014.




Dalam gambar tersebut disajikan satu semester namun yang aslinya kami buat pertahun ajaran dengan menggunakan Microsoft Excel. Kami beri warna berbeda untuk setiap program dan tema setiap minggu pembelajaran.
Kalender pendidikan atau kalender akademik RA inilah yang menjadi acuan untuk menyusun program-program kekiatan belajar mengajar lembaga kami kedepan selama satu semester.

III.               Program Semester  RA  atau Perencanaan Semeter RA


Program Semester atau Perencanaan Semeter RA merupakan program pembelajaran yang berisi jaringan-jaringan tema yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema dan sebarannya ke dalam semester 1 dan semester 2.
Langkah-langkah penyusunan program semester sebagai berikut  :
  1. Pelajari dokumen kurikulum , yakni kerangka dasar dan standar kompetensi.
  2. Pilih tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelompok dalam satu semester.
  3. Buat “Matrik Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema. Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah memasukkan hasil belajar dan/atau indikator ke dalam jaringan tema.
  4. Tetapkan alokasi waktu untuk setiap jaringan tema dengan memperhatikan keluaan cakupan pembahasan tema dan minggu efektif lembaga.
Contoh format Program Semester :


 

IV.               Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) RA


Pada perencanaan mingguan guru menyusun Rencana Kegiatan Mingguan (RKM). RKM ini berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema yang telah direncanakan pada programsemester.

Bentuk Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) model pembelajaran kelompok


Komponen RKM model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut :
v  Tema dan Sub Tema
v  Alokasi Waktu
v  Aspek Pengembangan
v  Kegiatan per aspek pengembangan




Langkah-langkah menyusun RKM adalah sebagai berikut :
v  Memilih tema
v  Pemetaan kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator berdasarkan tema yang dipilih
v  Penentuan alokasi waktu untuk setiap jaringan tema.
v  Membuat matrik hubungan antara tema dengan kompetensi dasar hasil belajar dan indikator.
v  Menyusun RKM

V.                 Cara menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) RA


Rencana Kegiatan Harian (RKH) merupakan penjabaran dari Rencana Kegiatan Mimgguan (RKM) yang memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan individu, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari.
Dengan menyusun RKH maka pemberian pembelajaran tidak akan melenceng dari rencana, jika dianalogikan kita belanja ke pasar maka RKH adalah daftar belanjaan.
Dengan adanya daftar belanjaan kita tidak akan bingung harus membeli apa saja, juga kita dapat memperhitungkan besaran biaya yang akan dikeluarkan. Sama dengan RKH juga, dengan RKH pembelajaran akan lebih terencana.
Mau belajar apa dan berapa lama semua akan terlihat jelas dalam RKH sehingga kita tidak bingung dalam memberikan materi.
Rencana Kegiatan Harian (RKH) terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir.

Bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH) model pembelajaran kelompok.


Komponen SKH model pembelajaran kelompok sebagai berikut :
Ø  Hari, tanggal, waktu
Ø  Indikator
Ø  Kegiatan Pembelajaran
Ø  Alat/sumber belajar
Ø  Penilaian perkembangan anak didik.

Langkah-langkah penyusunan RKH sebagai berikut :
  1.  Memilih dan menata kegiatan ke dalam RKH.
  2.  Memilih kegiatan yang dipilih kedalam kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi dalam kelompok sesuai program yang direncanakan dan terdapat satu kelompok yang ditunggui.
  3. Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
  4. Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
  5. Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar atau indikator.







Contoh Format RKH model pembelajaran kelompok.
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Kelompok                          :
Semester/Minggu           :
Tema/Sub Tema             :

Hari, Tanggal
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Alat / Sumber Belajar
Penilaian perkembangan anak



I.      Kegiatan Awal ± 30    
  Menit.


II.     Kegiatan Inti ± 60  
   Menit.


III.    Istirahat ± 30
       Menit.


IV.    Kegiatan Akhir ± 30 Menit.


    
Tasikmalaya, .........................20  
Mengetahui
Kepala Sekolah RA.Al -Mu’awanah





HERAWATI, S.Pd.I


Guru Kelas,





(......................................................)
       

Bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH) model pembelajaran berdasarkan minat.

Komponen RKH model pembelajaran kelompok sebagai berikut :
Ø  Hari, tanggal, waktu
Ø  Indikator
Ø  Kegiatan Pembelajaran
Ø  Alat/sumber belajar
Ø  Penilaian perkembangan anak didik.
Langkah-langkah penyusunan RKH sebagai berikut :

  1. Memilih dan menata kegiatan ke dalam RKH.
  2. Memilih kegiatan yang dipilih kedalam kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan minat (area) yang akan dilaksanakan.
  3. Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
  4. Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
  5. Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar atau indikator.
Contoh Format RKH model pembelajaran berdasarkan minat.

RENCANA KEGIATAN HARIAN
Kelompok                          :
Semester/Minggu           :
Tema/Sub Tema             :

Hari, Tanggal
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Alat / Sumber Belajar
Penilaian perkembangan anak



I.       Kegiatan Awal ± 30   
  Menit.

II.     Kegiatan Inti ± 60 
   Menit.
-          Area IPA

-          Area Seni
-          Area Matematika

-          Area Balok


III.    Istirahat ± 30
       Menit.

Kegiatan Akhir ± 30 Menit.


Tasikmalaya, .........................20  
Mengetahui
Kepala Sekolah RA.Al -Mu’awanah





HERAWATI, S.Pd.I


Guru Kelas,





(......................................................)

Untuk kekinian format RKH ada perubahan atau perbedaan, yakni dalam RKH ditambahkan kolom karakter.
Contoh formatnya adalah sebagai berikut :

REMCANA KEGIATAN HARIAN
Unit Kerja                               : RA. AL-Mu’awanah
Semester / Minggu             : I/
Tema / Sub Tema               : Tanah Airku / Benderaku
Hari / Tanggal                      :
Sentra                                       : Persiapan dan Bahan Alam

Karakter
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
Alat / Sumber
PENILAIAN
KBM
Alat
Aspek yang dinilai


I. Pijakan Lingkungan ± 15 menit





 

A.     PROSEDUR PENILAIAN | PEDOMAN PENILAIAN RA


Adapun beberapa prosedur untuk menentukan penialaian adalah sebagai berikut :
1.       Guru melaksanakan penilaian dengan mengacu pada tingkat pencapaian perkembangan, capaian perkembangan, serta indicator yang hendak dicapai dalam satu satuan kegiatan yang direncanakan dalam tahapan waktu trtentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan
2.       Penilaian dilakukan secara integratif dengan kegiatan pembelajaran. Artinya guru tidak secara khusus melaksanakan penilaian, tetapi menyatu dengan aktifitas pembelajaran dan kegiatan bermain berlangsung.
Dalam pelaksanaan penilaian sehari-hari, guru mengacu pada indikator standar tingkat yang pencapaian perkembangan yang merupakan penjabaran dari capaian perkembangan dan potensi perkembangan peserta didik, yang akan dicapai seperti yang telah diprogramkan dalam rencana kegiatan harian (RKH).
3.       Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut :
Ø  Catatan hasil penilaian harian perkembangan anak dicantumkan pada kolom penilaian di rencana kegiatan harian (RKH).
Ø  Anak yang belum berkembang (BB) perkembangan sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan dalam RKH atau dalam pelaksanaan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang.
Ø  Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda dua bintang .
Ø  Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH mendapatkan tanda tiga bintang.
Ø  Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang .




Catatan :
v  Penggunaan tanda bintang merupakan simbol untuk menunjukan tingkat pencapaian perkembangan peserta didik dan hanya menjadi catatan guru.
v  Untuk simbol bintang bisa diganti dengan simbol lain misalnya simbol lingkaran. BB menggunakan lingkaran kosong, MB menggunakan lingkaran setengah isi dan BSH dengan lingkaran penuh. Sedang untuk BSB cukup dengan lingkaran penuh.  

4.       Hasil catatan penilaian yang ada dalam rencana kegiatan harian (RKH) dirangkum dan dipindahkan ke dalam rekap bulanan pencapaian penilaian perkembangan peserta didik berupa narasi singkat.
5.       Rekaman hasil penilaian perkembangan anak, yang dirangkum pada bulanan, menjadi referensi untuk menyusun laporan perkembangan anak dalam satu semester, yang dibuat secara deskriptif. 

                                                                                                                               

B.     PELAPORAN HASIL PENILAIAN | PEDOMAN PENILAIAN RA


Pelaporan hasil penilaian merupakan kegiatan merumuskan dan mengkomunikasikan hasil penilaian guru tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, kepada orang tua dan pihak-pihak yang relevan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dan penyelenggaraan pendidikan usia dini.
Frekuensi pelaporan hasil penilaian, pengukuran dan asesmen terhadap pesrerta didik secara terprogram dilakukan satu semester satu kali.
Sekalipun demikian, dalam kondisi khusus, pelaporan dapat pula dilakukan dalam waktu-waktu tertentu. Bahan untuk permasalahan yang membutuhkan penanganan segera, pelaporan atau konsultasi dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan guru dan orang tua atau pihak-pihak lain yang relevan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.

C.      BENTUK PELAPORAN


Berdasarkan hasil rangkuman pertumbuhan dan perkembangan peserta didik setiap penggalan waktu tertentu, penilaian dilaporkan dalam bentuk uraian (deskripsi) singkat dari masing-masing aspek perkembangan, yaitu :
  • Perkembangan nilai-nilai agama dan moral
  • Perkembangan Motorik
  • Perkembangan Kognitif
  • Perkembangan Bahasa
  • Perkembangan sosial emosional
  • Kemampuan Seni

Uraian (deskripsi) dirumuskan dan dibuat seobyektuf mungkin sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah bagi orang tua / wali atau bagi yang berkepentingan dengan bentuk Laporan Perkembangan Peserta Didik.


D.     POLA PENULISAN LAPORAN


Berdasarkan hasil penilaian guru tentang perkembangan anak selama satu semester maka pola pelaporan yang dituangkan ke dalam buku laporan perkembangan peserta didik mengikuti kriteria sebagai berikut :
  1. Uraian perkembangan secara umum.
  2. Uraian perkembangan kemampuan anak yang masuk dalam klasifikasi berkembang sangat baik (BSB) dan atau berkembang sesuai harapan (BSH) dan klasifikasi belum berkembang pada semua aspek perkembangan.

E.      TEKNIK MELAPORKAN HASIL PENILAIAN


Laporan Perkembangan Peserta Didik dilaporkan oleh kepala/guru secara lisan dan tulisan. Cara yang ditempuh dapat dilaksanakan dengan bertatap muka serta dimungkinkan adanya hubungan dan informasi timbal balik antara lembaga dan orang tua/wali.
Hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan ini adalah kemampuan guru dalam menjaga kerahasiaan data atau informasi.
Artinya, data atau informasi tentang peserta didik hanya diinformasikan dan dibicarakan dengan orang tua/wali pesertta didik yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka bimbingan selanjutnya.
Sangat tidak relevan, data dan informasi tentang peserta didik, terutama yang berkenaan dengan permasalahan yang dihadapinya, dikomunikasikan pada pihak-pihak yang tidak relevan.
Agar penyampaian laporan berhasil dengan baik, beberapa langkah berikut perlu dilakukan, yaitu :
a)      Sampaikan pemberitahuan agenda pertemuan dengan orang tua, setidaknya 1 minggu sebelum kegiatan berlangsung.
b)     Siapkan tempat atau ruangan pertemuan yang memungkinkan orang tua bebas bercerita. Jika pesoalannya bersifat pribadi, maka siapkan ruangan khusus, agar orang tua tidak ragu dalam menyampaikan permasalahannya.
c)      Gunakan sikap badan dan ekspresi wajah secara tepat.
d)     Peliharalah kontak mata pada saat penyampaian laporan laporan dan konsultasi dengan orang tua.
e)      Jika memungkinkan, hindari aktifitas mencatat ketika kegiatan atau konsultasi berlangsung. Buatlah rangkuman catatan segera setelah kegiatan konsultasi selesai dilakukan.
f)       Pada akhir pertemuan, sampaikanlah apresiasi pada orang tua, bahwa pertemuan ini sangat produktif bagi perkembangan peserta didik. 

 

F.      CARA PENILAIAN DI RA / PEDOMAN PENILAIAN RA


Tiga istilah yang banyak digunakan dalam kegiatan penilaian di pendidikan usia dini adalah pengukuran, penilaian dan asesmen.
Pengukuran lebih mengarah pada upaya untuk mengetahui perkembangan anak dengan cara mengukur dengan sifat kuantitatif, misalnya mengukur perkembangan tinggi dan berat badan, mengukur jauh lompatan, tinggi lompatan, mengukur potongan yang teraingkai dan aktifitas pengukuran yang lainnya.
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak dan pengambilan keputusan, pengakuan atauketetapan tentang kondisi (kemampuan anak).
Pengumpulan dan pengolahan informasi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan instrument yang relevan. Contoh penilaian adalah mendeskripsikan kemampuan anak dalam melakukan tugas tertentu, seperti menyebutkan warna, membedakan bentuk, menyebutkan cirri-ciri benda, binatang, tumbuhan dan cirri-ciri lainnya.

Penetapan tercapai atau tidaknya kemampuan yang diharapkan, merujuk pada standar tingkat pencapaian perkembangan anak yang terdapat dalam pedomankurikulum.
Sedang Asesmen sedikit berbeda dengan penilaian sekalipun bermuara pada pengambilan keputusan. Asesmen pada dasarnya bukanlah untuk mengetahui hasil belajar anak, akan tetapi untuk merancang menu pembelajaran yang dibutuhkan dan sesuai dengan tahapan perkembangan dan kebutuhannya.
Asesmen juga melihat tentang gaya belajar anak dan juga kebutuhan anak untuk perkembangannya, baik perkembangan fisik, bahasa, kognitif maupun perkembangan sosial emosional.
Contoh Asesmen :
a)      Contoh asesmen perkembangan fisik diantaranya asesmen terhadap proporsi pertumbuhan berat badan dengan tinggi badan dan usia anak, asesmen terhadap fungsi deteksi alat indra.
b)     Contoh asesmen perkembangan bahasa diantaranya deteksi terhadap kemampuan menyampaikan keinginan, gagsan atau pesan, deteksi perkembangan kosa kata dilihat dari usia anak, deteksi terhadap artikulasi bahsa.
c)      Contoh asesmen perkembangan kognitif diantaranya deteksi terhadap pemahaman konsep bilangan, warna, waktu dan ukuran. Dalam konteks yang lebih spesifik dapat pula dilakukan terhadap gejala-gejala hambatan intelektual.
d)     Contoh asesmen perkembangan emosional seperti mendeteksi anak-anak yang mengalami hambatan sosial, seperti kurang percaya diri, sulit lepas dari orang tua, anak yang tidak bisa berbagi dengan teman sebayanya, dan bentuk deteksi lainnya.
Sekalipun ketiganya memiliki karakteristik yang relative sama dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dalam penggunaan selanjutnya dihimpun dalam istilah penilaian.

 

G.     TUJUAN PENILAIAN


Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui dan menindaklanjuti pertumbuhan dan perkembangan yang dicapai peserta didik selama mengikuti pendidikan di RA.

H.     FUNGSI PENILAIAN

  1. Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiaki kegiatan pembelajaran, termasuk dalam penyusunan program kegiatan.
  2. Memberikan bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap peserta didik agar fisik maupun psikisnya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
  3. Memberikan bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
  4. Memberikan informasi kepada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak sebagai bentuk pertanggungjawaban lembaga.
  5. Memberikan informasi bagi orang tua untuk melaksanakan pendidikan keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di PAUD.
  6. Memberikan bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya terhadap peserta didik.

I.        PRINSIP-PRINSIP PENIALAIAN


1. Sistematis
Penilaian harus dilakukan secara sistematis, artinya kegiatan penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram, sesuai dengan rencana yang telah di susun, kebutuhan nyata yang ada dilapangan, dan atau karakteristik penggunaan instrumen yang akan digunakan.
2. Menyeluruh
Penilaian mencakup semua aspek perkembangan anak yang meliputi : nilai-nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Disamping aspek yang dinilai, sesuai tingkat dan kedalamannya, kegiatan penilaian juga dapat menggali data dari berbagai sumber yang relevan dengan aspek yang dinilai.
3. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
4. Objektif
Proses dan hasil-hasil penilaian dilakukan sesuai dengan kondisi anak yang sebenarnya dan semata-mata untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak tidak menjadi bagian dari pertimbangan dalam penilaian.
5. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
6. Kebermaknaan
Hasil penilaian harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi peserta didik, orang tua, guru dan pihak lain yang relevan.
Penilaian di PAUD berdasarkan gambaran atau deskripsi pertumbuhan dan perkembangan, serta unjuk kerja peserta didik yang diperoleh dengan menggunakan berbagai teknik penilaian.

Dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, penggunaan berbagai teknik penilaian ini terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran itu sendiri, sehingga guru tidak harus menggunakan instrument khusus.
Untuk anak-anak yang menunjukan perkembangan dan prilaku yang khas, dan memerlukan penanganan secara khusus diperlukan instrumen yang khusus pula.  

J.        TEKNIK ATAU METODE PENILAIAN | PEDOMAN PENILAIAN RA


Penilaian di PAUD berdasarkan gambaran atau deskripsi pertumbuhan dan perkembangan, serta unjuk kerja peserta didik yang diperoleh dengan menggunakan berbagai teknik penilaian.
Dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, penggunaan berbagai teknik penilaian ini terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran itu sendiri, sehingga guru tidak harus menggunakan instrument khusus.
Untuk anak-anak yang menunjukan perkembangan dan prilaku yang khas, dan memerlukan penanganan secara khusus diperlukan instrumen yang khusus pula.  

Beberapa teknik penilaian yang dapat dilakukan di RA, diantaranya :


1)     Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung dan alamiah untuk mendapatkan data dan informasi tentang perkembangan anak dalam berbagai situasi dan kegiatan yang dilakukan.
Agar observasi lebih terarah, guru dapat menggunakan instrument observasi, baik yang dikembangkan oleh guru sendiri maupun menggunakan instrumen yang sudah tersedia, dengan tetap mengacu pada indicator pencapaian perkembangan anak.
2)     Catatan Anekdot
Catatan anekdot pada dasarnya merupakan bagian dari teknik observasi. Catatan anekdot lebih memfokuskan pada catatan tentang sikap dan perilaku anak yang terjadi secara khusus atau peristiwa yang terjadi secara incidental/tiba-tiba.
3)     Percakapan
Percakapan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak mengenai suatu hal.
4)     Penugasan
Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan peserta didik dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok.
Misal membuat berbagai bentuk dengan bahan dasar plastisin, tanah liat, adonan (playdough) dan jenis penugasan lainnya.
5)     Unjuk Kerja (Performance)
Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut peserta didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olah raga, menari, dan bentuk praktek lainnya.
6)     Hasil Karya
HAsil karya adalah hasil kerja peserta didik setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan atau karya seni. Hasil karya anak dapat dipajangkan dalam bentuk mandiri atau bentuk pameran karya anak yang disajikan secara bersama-sama.
7)     Pengembangan Perangkat Penilaian Sendiri
Seorang guru dimungkinkan untuk mengembangkan perangkat evaluasi atau asesmen sendiri , sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya, untuk mendapatkan gambaran secara lebih terperinci berkenaan dengan aktifitas anak, seorang guru dapat mengembangkan instrument observasi untuk mengamati aktifitas anak dalam percobaan sains, atau instrument untuk mengetahui minat anak terhadap bahan bacaan.
8)     Penggunaan Instrumen Standar
Disamping instrument yang dikembangkan oleh guru, instrument lain yang juga dapat digunakan, khususnya dalam kegiatan asesmen dan untuk kasus-kasus yang perlu penanganan khusus, adalah instrumen-instrumen terstandar.
Seperti instrument untuk mendeteksi tumbuh kembang anak, Instrumen untuk mendeteksi tingkat kecerdasan atau kematangan anak. Penggunaan instrument ini umumnya melibatkan pihak lain yang ahli dibidangnya.
9)     Portofolio
Portofolio pada hakikatnya merupakan kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil kegiatan atau catatan-catatan guru tentang berbagai aspek perkembangan anak dalam kurun waktu tertentu, Misalnya dalam kurun waktu satu semester atau satu tahun.
Berdasarkan data tersebut guru melakukan analisis untuk memperoleh kesimpulan tentang gambaran akhir perkembangan anak berdasarkan semua indicator yang telah ditetapkan setiap semester.

K.     FORMAT RANGKUMAN PENILAIAN


Untuk semua nilai yang telah kita dapatkan untuk mempermudah kita untuk pengisian di raport bisa di rangkum dengan menggunakan format rangkuman penilaian segagai berikut :

TEMA DAN SUB TEMA RA


Tema dan sub tema RA merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagi konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.

A.       Prinsip Pemilihan Tema dan Sub Tema beseta langkah-langkahnya

Prinsip Pemilihan Tema

 Dalam pemilihan tema hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
Ø  Kedekatan, artinya tema hedaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan anak kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan anak.
Ø  Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang sederhana kepada tema-tema yang lebih rumit bagi anak.
Ø  Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang menarik minat anak kepada tema-tema yang kurang menarik minat anak.
Ø  Keinsidentalan, artinya peristiwa atau kejadian di sekitar anak (sekolah) yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung hendaknya dimasukkan dalam pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih pada hari itu.

Langkah pemilihan tema 

  1. Mengidentifikasi tema yang sesuai denga hasil belajar dan indikator.
  2. Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema.
  3. Menjabarkan tema kedalam sub-sub tema agar cakupan tema tidak terlalu luas.
  4. Memilih sub tema yang sesuai.

Contoh-contoh Tema dan Sub Tema beserta Alokasi Waktunya

Tema Semester I

Dalam semester I terdiri dari 5 Tema dengan alokasi waktu 17 Minggu

 
NO.
TEMA
SUB TEMA
ALOKASI WAKTU
1.
Diri Sendiri
Aku dan Panca Indra
3 Minggu
2.
Lingkunganku
Keluargaku, Rumah, dan Sekolah
4 Minggu
3.
Kebutuhanku
Makan, Minum, Pakaian, Kesehatan, Kebersihan, dan Keamanan
4 Minggu
4.
Binatang
Darat, Air , Udara
3 Minggu
5.
Tanaman
Bisa dimakan, Tidak bisa dimakan
3 Minggu
Jumlah
17 Minggu

 

 

 


Tema Semester II 

Dalam Semester II terdiri dari 6 Tema dengan alokasi waktu 17 Minggu.

NO.
TEMA
SUB TEMA
ALOKASI WAKTU
1.
Rekreasi
Kendaraan, Pesisir dan Pegunungan
4 Minggu
2.
Pekerjaan
Nama Pekerjaan, Tempat Bekerja, Istilah-istilah dalam sebuah pekerjaan
3 Minggu
3.
Air, Api dan Udara
Manfaat, Bahaya,
2 Minggu
4.
Alat Komunikasi
Elektonik, Tradisional
2 Minggu
5.
Tanah Airku
Negaraku, Kehidupan di Kota dan Desa
3 Minggu
6.
Alam Semesta
Matahari, Bulan, Bintang, Bumi, Langit dan Gejala Alam
3 Minggu
Jumlah
17 Minggu
 
Total alokasi waktu pembelajaran dalam satu tahun adalah 34 Minggu dengan 11 Tema. Untuk sub tema disesuaikan dengan kebutuhan lembaga sekolah masing-masing tidak harus seperti di atas.

Setelah menyusun tema dan sub tema PAUD maka langkah selanjutnya adalah membuat matrik hubungan kompetensi dasar dengan tema.















Tradisi dan Pembiasaan yang akan dilakukan di Sekolah RA.Al-Mu’awanah :

Tradisi dan Pembiasaan Harian
  1. Sholat Dhuha berjama’ah. Anak-anak membawa wudhlu dari rumah.
  2. Tahfizh dan tahsin Al Qur’an, Iqro’, Hapalan Do’a, dan Hadist.
  3. Infak harian (anak-anak, guru,staff) Infak bulanan (orang tua)
  4. English Daily Conversation : percakapan hari-hari yang mudah dihafal.
Tradisi dan Pembiasaan Mingguan
  1. Bercerita
  2. Pinjam buku perpustakaan, minimal 1 buku perpekan.
  3. Kegiatan Eskul (pilihan) : bahasa inggris, seni tari, seni lukis, seni musik.
  4. Cookery (Masak bersama guru dan murid)
  5. Senam bersama
  6. Pengenalan Komputer dan multimedia (TV,VCD dan CD computer)
Tradisi dan Pembiasaan Bulanan
  1. Berenang
  2. Fieltrip (Kunjungan ke Pemadam Kebakaran, ke Kebun Binatang, Ke Taman Strobery, ke Taman Lalu Lintas, ke Kantor Pos, ke Pos Satpam, ke Pasar, kePenjahit, ke Kampung/Sawah atau tempat-tempat lain yang bermanfaat bagi anak untuk dapat belajar tentang kehidupan sesuai dengan tema)
  3. Peringatan hari-hari penting.
  4. Coking Parent (Praktek memasak orang tua di depan murid)
Tradisi dan Pembiasaan Tahunan
  1. Manasik Haji : proses dan prosesi Haji. Qurban di hari Tasyriq.
  2. Pesantren Romadhon
  3. Open House : pameran karya anak-anak
  4. Lomba antar Sekolah : mewarnai, adzan, tahfizh qur’an, sholat (praktek & bacaannya), memasukkan air ke dalam botol, menyambung sedotan, memancing ikan-ikanan dll.
  5. SAMEN : pertunjukan seni dan kreatifitas anak, wisuda lulusan, penghargaan.
Tradisi Bersama Orangtua Murid
  1. Smart Parenting : diskusi pengasuhan.
  2. Konsultasi psikologi (psikolog dan orang tua)
  3. Buka Puasa Bersama (Romadhon)












Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang lebih dikenal dengan nama KBK ini sebenarnya adalah penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum tahun 1994. KBK ini telah disosialisasikan sejak tahun 2001 dan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun ajaran 2004/2005. KBK ini dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial-emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.

Penyempurnaan kurikulum ini akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan pengelolaan kurikulum diarahkan dengan memberdayakan sumber daya yang ada di daerah dan disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan, bakat, minat dan kemampuan peserta didik serta keadaan sekolah. Dengan demikian, silabus, model-model pembelajaran dan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

KBK ini disusun sebagai alternatif untuk menunjang terlaksananya kurikulum TK dimaksud dan sebagai upaya membantu peningkatan kemampuan professional guru TK dalam pembelajaran di TK. Sekolah dan guru dapat mengembangkan kurikulum TK sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/ MBS, maksudnya penyusunan silabus merupakan kewenangan sekolah.

Dengan disusunnya pedoman ini diharapkan pelaksanaan pembelajaran di TK lebih terarah dan lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar. Di dalam silabus berisi jawaban atas pertanyaan berikut :
  1. Kompetensi apa yang akan dikembangkan pada anak didik?
  2. Bagaimana cara mengembangkan kompetensi tersebut pada diri anak didik?
  3. Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi tersebut telah dikuasai anak didik?

Di Taman Kanak-kanak, silabus pembelajaran dituangkan dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian.

Kompetensi Dasar

Pengembangan potensi-potensi perkembangan pada anak yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai usianya.

Tujuan dan fungsi
  1. Anak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dalam rangka latihan kelenturan otot.
  2. Mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Dapat berkomunikasi secara lisan, memperkaya perbendaharaan dan mencontohkan bentuk simbul sederhana.
  4. Dapat berinteraksi dengan orang lain, mematuhi peraturan dan mampu menunjukkan reaksi emosi wajar.
  5. Dapat mengungkapkan gagasan dan dengan daya cipta dalam berbagai bentuk.
  6. Mengenal ciptaan Allah dan mencintai sesama.

Hasil Belajar

Cerminan kemampuan anak dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian belajar dalam satu kompetensi dasar.

Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar lebih spesifik dalam satu kompetensi dasar.

Rambu-Rambu KBK

1.       Dibaca dan dipahami secara keseluruhan.
2.       Harus diusahakan
3.       Melalui tema dan kegiatan lain yang menunjang kemampuan tersebut.
4.       Belajar sambil bermain
5.       Pillih tema dari llingkngan terdekat dengan anak
6.       Peristiwa penting dan kejadian tiba-tiba dapat langsung dibicarakan.
7.       Perhatikan perbedaan kemampuan dan bakat anak.
8.       Ciptakan kegiatan pembelajaran kreatif
9.       Gunakan media dan sumber belajar.

Konsekuensi Kurikulum Berbasis KBK

Konsekuensi bila guru menggunakan KBK maka harus :
1.       Mempersiapkan proses pembelajaran dengan matang.
2.       Membayangkan dan mengaitkan proses pembelajaran dengan kompetensi dasar.
3.       Sabar memberi kesempatan pada anak dalam proses berfikir
4.       Memberi kesempatan pada anak untuk menemukan dan mengungkapkan proses penemuan yang berbeda-beda.
5.       Lebih mengutamakan untuk membantu anak menjadi pembelajar sepanjang hayat dan memiliki kecakapan untuk hidup.
6.       Mau melakukan evaluasi terhadap anak dengan tertulis, lisan, pengamatan dan portofolio.

KBK atau apapun namanya dan istilahnya tidak akan berarti apa-apa bila anda para guru tidak dengan ikhlas hati mencoba menjalankannya.
Alangkah menyenangkan bila kompetensi dasar dimiliki guru lebih dahulu sebelum dimiliki anak.
Materi pembelajaran BUKANLAH yang utama, KECAKAPAN UNTUK HIDUP dan menjadi PEMBELAJAR SEUMUR HIDUP adalah lebih utama.























4 komentar: