DRAFT PENYUSUNAN KTSP RA.AL-MU'AWANAH
Kurikulum RA terdiri dari seperangkat bahan
pembelajaran yang mencakup lingkup perkembangan, yaitu perkembangan moral &
agama, fisik-motorik,kognitif, bahasa, dan sosial emosional.
Setiap Lembaga RA dapat mengembangkan kurikulum
sendiri-sendiri sesuai dengan ciri lembaga masing-masing dengan memenuhi
prinsip dan capain perkembangan minimal yang tertera dalam Permendiknas No. 58
Tahun 2009 tentang Standar PAUD, sebagai acuan. Kemampuan anak yang
tercantum dalam Permendiknas tersebut adalah kemampuan anak pada umumnya,
sehingga pada kenyataannya capaian anak-anak dapat melampaui atau dibawah
usianya. Hal ini harus dianggap wajar.
Paradigma Pendidikan Karakter pada PAUD
- Pendidikan karakter adalah upaya penanaman nilai dan sikap, bukan
- pengajaran, sehingga memerlukan pola pembelajaran fungsional.
- Pendidikan karakter menuntut pelaksanaan oleh 3 (tiga) pihak secara sinergis,
- yaitu: orang tua, satuan/lembaga pendidikan, dan masyarakat.
- Materi dan pola pembelajaran disesuaikan dengan pertumbuhan psikologis
- peserta didik.
- Materi pendidikan karakter berbasis kearifan local.
- Materi pendidikan karakter diintegrasikan ke dalam materi pembelajaran lain
18 Nilai
Pendidikan Karakter PAUD
1)
Religious
2) Jujur
3) Toleransi
4) Disiplin
5) Kerja keras
6) Kreatif
7) Mandiri
8) Demokratis
9) Rasa ingin tahu
10) Semangat
kebangsaan
11) Cinta tanah air
12) Menghargai
prestasi
13) Bersahabat/komunikatif
14) Cinta damai
15) Gemar membaca
16) Peduli
lingkungan
17) Peduli social
18)
Tanggungjawab
Untuk menyusun
kurikulum RA 2013 ini komponen-komponennya adalah :
- KTSP
- Kalender Pendidikan
- Program Tahunan
- Program Semester
- Rencana Kerja Mingguan
- Rencana Kerja Harian
- Komponen-komponen penilaian
RA (Raudhatul Athfal) adalah sekolah formal maka komponen
diatas harus dipenuhi. Bagaimana kegiatan belajar dan mengajar akan lancar jika
Kurikulumnya saja masih acak-acakan. Marilah kita rapikan dan lengkapi
administrasi dan kurikulum RA kita.
I. KTSP RA 2013
Kurikulum KTSP RA 2013 yaitu kurikulum
nasional yang dikembangkan, disusun dan dikelola oleh sebuah lembaga sesuai
kebutuhan dan kultur lembaga tersebut. KTSP lembaga yang satu dengan lembaga
yang lainnya itu dipastikan berbeda namun mempunyai inti yang sama.
Kurikulum disusun harus memperhatikan seluruh
potensi anak agar dapat berkembang optimal dengan memadukan seluruh aspek
pengembangan.
Kurikulum bukanlah harga mati pada
pelaksanaan kegiatan main dan pembelajaran. Kurikulum merupakan acuan minimal,
dengan kata lain, kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan situasi
kondisi peserta didik, waktu, dan daerah dimana kurikulum tersebut digunakan.
Kurikulum di lembaga pendidikan anak usia
dini terdiri dari dua kategori, yaitu :
1.
kurikulum untuk pendidikan formal dan
kurikulum untuk pendidikan non formal.
2.
Kurikulum
yang digunakan pun dirancang berbeda sesuai usia anak yang dilayani.
RA dulu menggunakan kurikulum 2004 yang
sering disebut dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). RA sekarang
menggunakan kurikulum 2009 sesuai dengan PERMENDIKNAS 58 Tahun 2009 Sedangkan PAUD
nonformal banyak menggunakan Menu Generik sebagai acuan pelaksanaan
pembelajaran atau pun kegiatan pengembangan lainnya.
Tata Cara Penyusunan KTSP RA 2013
Komponen-komponen yang termuat dalam KTSP
mencakup dua dokumen, yaitu :
Dokumen I dan Dokumen II
DOKUMEN I ( KTSP RA 2013 )
Dokumen I dalam KTSP terdiri dari empat BAB
yaitu Pendahuluan, Tujuan Pendidikan, Struktur dan Muatan Kurikulum, dan
Kalender Pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi penjabaran :
1. Latar Belakang (Dasar
Pemikiran Penyusunan KTSP)
Latar belakang merupakan penjabaran alasan
pengembangan kurikulum. Di sini dibahas dua hal sebagai pertimbangan mengapa
sebuah pengembangan kurikulum perlu ada, yaitu:
a.
Kenyataan
yang ada di lapangan : Berisi mengenai berbagai fakta yang menjelaskan keadaan
lapangan yang menuntut segera dikembangkannya sebuah kurikulum yang sudah ada dan
b.
Harapan
pengembang kurikulum :Berisi berbagai hal yang diharapakan jika kurikulum
tersebut dikembangkan dari kurikulum yang sudah ada. Harapan yang disusun
memperhatikan kemampuan lembaga, dari segi SDM maupun SDA.
2. Analisis SWOT Kondisi
Lembaga
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) perlu dilakukan untuk mengetahui berbagai faktor, baik pendukung maupun penghambat jika sebuah kurikulum akan dikembangkan di wilayah sekitar lembaga.
a) Strengths (Kekuatan)
Kekuatan merupakan unsur-unsur yang dapat
dijadikan pendukung bagi pengembangan kurikulum ini. Kekuatan dapat berupa
material muapun nonmaterial.
b) Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan merupakan faktor penghambat bagi
pelaksanaan pengembangan kurikulum. Faktor ini sama dengan faktor kekuatan,
dapat bersifat material dan imaterial.
c) Opportunities (Peluang)
Peluang merupakan kesempatan, celah, atau
alternatif, yang berarti bahwa unsur ini merupakan berbagai peluang dan
alternatif bagi pelaksanaan pengembangan kurikulum.
d) Threats (Ancaman)
Ancaman merupakan unsur yang dapat
menggagalkan proses dan pelaksanaan pengembangan kurikulum.
BAB II TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan Pendidikan berisi penjabaran :
1 Filosofi
Lembaga menentukan filosofi yang akan
dijadikan acuan bagi pengembangan kurikulum agar tidak melenceng dari falsafah
bangsa dan kebutuhan sekolah. Filosofi pengembangan kurikulum memperhatikan
pada budaya bangsa,perkembangan anak, keadaan wilayah, kemajuan jaman, dan
kebutuhan masyarakat akan pendidikan.
2 Visi Sekolah
Visi merupakan cita-cita utama sekolah yang
dijabarkan dalam kalimat. Visi ini tidak lebih dari satu kalimat. Beberapa
lembaga menjadikan visi ini sekaligus sebagai motto sekolah agar mudah diingat
masyarakat.
3 Misi Sekolah
Misi merupakan penjabaran agar visi tercapai,
atau lebih singkatnya adalah cara mencapai visi. Hal ini memungkinkan bahwa
misi dapat lebih dari satu kalimat uraian.
4 Tujuan Sekolah
Tujuan sekolah terlahir dari misi yang ada
dan merupakan harapan terhadap lulusan yang dihasilkan. Cara yang dijabarkan
dalam misi dapat diuraikan menjadi tujuan.
5 Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran perlu disusun agar
pelaksanaan kurikulum yang telah dikembangkan tetap pada jalurnya. Prinsip
dapat disusun dengan mengadopsi dari perkembangan anak, budaya dan adat
istiadat daerah, ataupun tuntutan perkembangan jaman.
6 Tata Tertib
Jika prinsip pembelajaran telah disusun, maka
perlu ada tata tertib pelaksanaan pembelajaran yang juga dimuat dalam
pengembangan kurikulum agar pelaksanaannya tidak melanggar karakteristik anak,
budaya, dan filosofi sekolah. Tata tertib diberlakukan pada sekolah, guru, dan
orang tua sebagai pengguna.
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Hal ini merupakan inti isi kurikulum, di
dalamnya memuat menu pembelajaran yang akan dijadikan acuan pembelajaran
sepanjang tahun. Struktur meliputi kurikulum inti dan kurikulum institusional
atau muatan lokal dan berisi alokasi waktu pada masing-masing aspek.
Isi kurikulum disusun dengan memperhatikan
komponen anak, pendidik, pembelajaran, asesmen, dan pengelolaan pembelajarannya
itu sendiri.
v Anak memperhatikan sasaran layanan usia di
sekolah
v Pendidik memperhatikan kompetensi lulusan dan
kualifikasi pendidikan
v Pembelajaran memperhatikan pengelompokkan
usia
v Asesmen dengan menyusun acuan pemantauan
perkembangan anak dalam pembelajaran
v Pengelolaan pembelajaran berisi satuan
kegiatan dari tahunan hingga ke harian.
1 Bidang Pengembangan
Bidang pengembangan atau aspek perkembangan
merupakan perkembangan yang akan dilatihkan selama proses pembelajaran sesuai
dengan usia dan karakteristik anak.
Jika pengembangan kurkikulum mengacu pada
kurikulum PAUD formal, maka akan ada lima bidang pengembangan. Namun jika
mengacu pada kurikulum PAUD nonformal akan terdapat enam aspek perkembangaan.
2 Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan isi kurikulum yang
akan menjadi ciri khas sebuah sekolah sesuai dengan kegiatan khas dari
masyakarat sekitar.
3 Kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri berupa kegiatan
ekstrakurikuler yang merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian anak
melalui kegiatan penyaluran minat, bakat, hobi, kepribadian, dan
kreativitas.
4 Pengaturan Beban Mengajar
Pembagian alokasi waktu agar indikator dapat
dikembangkan dengan merata.
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN
Kalender berisi tentang pengaturan waktu
pembelajaran selama setahun yang disesuaikan pada kebutuhan daerah, peserta
didik dan pemerintah daerah maupun pusat.
Dalam kalender dijabarkan juga sistem
pembelajaran yang dianut, menggunakan triwulan, catur wulan, atau semester.
Memuat juga waktu pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, dimulai jam berapa dan
kapan berakhirnya.
DOKUMEN II ( KTSP PAUD 2013 )
Dokumen II KTSP berisi pengembangan silabus
yang merupakan perencanaan tahunan, semester/bulanan, mingguan, dan harian.
Dokumen II berisi inti pembelajaran yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke
depan.
Demikianlah cara penyusunan KTSP PAUD 2013
ini, untuk contoh dari KTSP yang sudah jadi akan dilampirkan dalam
kesempatan lain berupa File yang dapat di unduh di blog ini.
II. KALENDER PENDIDIKAN PAUD 2013
Kalender Pendidikan atau Kalender Akademik PAUD merupakan
pengaturan waktu kegiatan pembelajaran peserta didik dalam kurun waktu satu
tahun. Kalender akademik digunakan sebagai acuan pembelajaran untuk hari
efektif (HE), Minggu Efektif (ME) dan Hari libur (HL) pada tahun yang ditempuh.
Kalender akademik ini berfungsi
sebagai acuan kegiatan yang akan dilakukan selama tahun ajaran yang ditempuh.
Dari sini dapat terlihat jumlah Minggu Efektif, Hari Efektif dan perkiraan
libur. Sehingga kita mudah dalam penyusunan program-program sekolah yang lain.
Fungsi, Komponen dan Contoh Kalender Pendidikan
Fungsi kalender pendidikan :
ü Mendorong efektivitas dan efesiensi proses
pembelajaran di sekolah
ü Menyerasikan ketentuan mengenai hari efektif
dan hari libur sekolah
ü Pedoman dalam menyusun program kegiatan
pembelajaran sekolah
ü Pedoman bagi guru untuk menyusun program
tahunan, program semester serta membuat silabus dan satuan acara pembelajaran
Dalam Kalender Akademik Terdapat Beberapa Komponen, Diantaranya :
1)
Tahun Ajaran
Tahun ajaran merupakan awal dari dimulainya
kegiatan pembelajaran di sekolah. Tahun ajaran baru ditetapkan oleh Dinas yaitu
pada Bulan Juli setiap tahun dan berakhir di Bulan Juni tahun berikutnya.
2)
Minggu
Efektif
Minggu efektif adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran. Minggu efektif untuk PAUD adalah 34
Minggu dalam satu tahun. Tapi setiap sekolah bisa menyesuaikannya sesuai
kondisi dan kebutuhan sekolah.
3)
Hari Libur
Hari libur adalah waktu yang ditetapkan
untuk tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar terjadwal. Hari libur
sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional atau
Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan dan libur
nasional.
Setiap Kota/Kabupaten juga lembaga dapat
menetapkan hari libur khusus diluar hari libur yang ditetapkan. Hal tersebut
disesuaikan dengan rencana yang dibuat oleh lembaga tersebut.
Hali libur tersebut mencakup :
ü Libur Semester
ü Libur hari-hari besar keagamaan
ü Libur nasional
ü Cuti bersama dan
ü Libur khusus yang ditetapkan lembaga.
Contoh Kalender Pendidikan
berikut ini contoh kalender pendidikan yang
ditetapkan Dinas Pendidikan setempat
Sedangkan lembaga kami mengembangkan sendiri
kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan lembaga. Bentuknya kami ubah
berbeda dengan standar yang dikeluarkan oleh Dinas, namun tanpa mengurangi
esensi dari kalender pendidikan itu sendiri.
KALENDER PENDIDIKAN RA 2013 RA. AL-MU’AWANAH
Inilah kalender pendidkan yang kami susun
untuk Semester I tahun ajaran 2013/2014.
Dalam gambar tersebut disajikan satu semester
namun yang aslinya kami buat pertahun ajaran dengan menggunakan Microsoft
Excel. Kami beri warna berbeda untuk setiap program dan tema setiap minggu
pembelajaran.
Kalender pendidikan atau kalender akademik RA inilah yang menjadi
acuan untuk menyusun program-program kekiatan belajar mengajar lembaga kami
kedepan selama satu semester.
III. Program Semester RA atau Perencanaan Semeter RA
Program Semester atau Perencanaan Semeter RA
merupakan program pembelajaran yang berisi jaringan-jaringan tema yang ditata
secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan
tema dan sebarannya ke dalam semester 1 dan semester 2.
Langkah-langkah penyusunan program semester
sebagai berikut :
- Pelajari dokumen kurikulum , yakni kerangka dasar dan standar kompetensi.
- Pilih tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelompok dalam satu semester.
- Buat “Matrik Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema. Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah memasukkan hasil belajar dan/atau indikator ke dalam jaringan tema.
- Tetapkan alokasi waktu untuk setiap jaringan tema dengan memperhatikan keluaan cakupan pembahasan tema dan minggu efektif lembaga.
Contoh format Program Semester :
IV. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) RA
Pada perencanaan mingguan guru menyusun Rencana
Kegiatan Mingguan (RKM). RKM ini berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai
indikator yang telah direncanakan dalam minggu sesuai dengan keluasan
pembahasan tema dan sub tema yang telah direncanakan pada programsemester.
Bentuk Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) model pembelajaran kelompok
Komponen RKM model pembelajaran kelompok
adalah sebagai berikut :
v Tema dan Sub Tema
v Alokasi Waktu
v Aspek Pengembangan
v Kegiatan per aspek pengembangan
Langkah-langkah menyusun RKM adalah sebagai
berikut :
v Memilih tema
v Pemetaan kompetensi dasar, hasil belajar, dan
indikator berdasarkan tema yang dipilih
v Penentuan alokasi waktu untuk setiap jaringan
tema.
v Membuat matrik hubungan antara tema dengan
kompetensi dasar hasil belajar dan indikator.
v Menyusun RKM
V. Cara menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) RA
Rencana Kegiatan Harian (RKH) merupakan
penjabaran dari Rencana Kegiatan Mimgguan (RKM) yang memuat kegiatan-kegiatan
pembelajaran, baik yang dilaksanakan individu, kelompok, maupun klasikal dalam
satu hari.
Dengan menyusun RKH maka pemberian
pembelajaran tidak akan melenceng dari rencana, jika dianalogikan kita belanja
ke pasar maka RKH adalah daftar belanjaan.
Dengan adanya daftar belanjaan kita tidak
akan bingung harus membeli apa saja, juga kita dapat memperhitungkan besaran
biaya yang akan dikeluarkan. Sama dengan RKH juga, dengan RKH pembelajaran akan
lebih terencana.
Mau belajar apa dan berapa lama semua akan
terlihat jelas dalam RKH sehingga kita tidak bingung dalam memberikan materi.
Rencana Kegiatan Harian (RKH) terdiri dari
kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir.
Bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH) model pembelajaran kelompok.
Komponen SKH
model pembelajaran kelompok sebagai berikut :
Ø Hari, tanggal, waktu
Ø Indikator
Ø Kegiatan Pembelajaran
Ø Alat/sumber belajar
Ø Penilaian perkembangan anak didik.
Langkah-langkah penyusunan RKH sebagai
berikut :
- Memilih dan menata kegiatan ke dalam RKH.
- Memilih kegiatan yang dipilih kedalam kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi dalam kelompok sesuai program yang direncanakan dan terdapat satu kelompok yang ditunggui.
- Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
- Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
- Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar atau indikator.
Contoh Format RKH model pembelajaran
kelompok.
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Kelompok :
Semester/Minggu :
Tema/Sub
Tema :
Hari,
Tanggal
|
Indikator
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alat / Sumber Belajar
|
Penilaian perkembangan anak
|
|
I.
Kegiatan Awal ± 30
Menit.
II.
Kegiatan Inti ± 60
Menit.
III. Istirahat ± 30
Menit.
IV. Kegiatan Akhir ± 30
Menit.
|
Tasikmalaya, .........................20
Mengetahui
Kepala
Sekolah RA.Al -Mu’awanah
HERAWATI, S.Pd.I
|
|
Guru
Kelas,
(......................................................)
|
Bentuk Rencana Kegiatan Harian (RKH) model pembelajaran berdasarkan minat.
Komponen RKH model pembelajaran kelompok
sebagai berikut :
Ø Hari, tanggal, waktu
Ø Indikator
Ø Kegiatan Pembelajaran
Ø Alat/sumber belajar
Ø Penilaian perkembangan anak didik.
Langkah-langkah penyusunan RKH sebagai
berikut :
- Memilih dan menata kegiatan ke dalam RKH.
- Memilih kegiatan yang dipilih kedalam kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan minat (area) yang akan dilaksanakan.
- Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
- Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
- Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar atau indikator.
Contoh
Format RKH model pembelajaran berdasarkan minat.
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Kelompok :
Semester/Minggu :
Tema/Sub
Tema :
Hari, Tanggal
|
Indikator
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alat / Sumber Belajar
|
Penilaian perkembangan anak
|
|
I.
Kegiatan Awal ± 30
Menit.
II.
Kegiatan Inti ± 60
Menit.
-
Area IPA
-
Area Seni
-
Area Matematika
-
Area Balok
III. Istirahat ± 30
Menit.
Kegiatan
Akhir ± 30 Menit.
|
Tasikmalaya, .........................20
Mengetahui
Kepala
Sekolah RA.Al -Mu’awanah
HERAWATI, S.Pd.I
|
|
Guru
Kelas,
(......................................................)
|
Untuk kekinian format RKH ada perubahan atau
perbedaan, yakni dalam RKH ditambahkan kolom karakter.
Contoh formatnya adalah sebagai berikut :
REMCANA KEGIATAN HARIAN
Unit Kerja : RA.
AL-Mu’awanah
Semester /
Minggu : I/
Tema / Sub
Tema : Tanah Airku /
Benderaku
Hari /
Tanggal :
Sentra : Persiapan
dan Bahan Alam
Karakter
|
Indikator
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Langkah-langkah Kegiatan
|
Alat / Sumber
|
PENILAIAN
|
||
KBM
|
Alat
|
Aspek yang dinilai
|
|||||
I. Pijakan Lingkungan ± 15 menit
|
A. PROSEDUR PENILAIAN | PEDOMAN PENILAIAN RA
Adapun beberapa prosedur
untuk menentukan penialaian adalah sebagai berikut :
1.
Guru melaksanakan penilaian dengan mengacu pada tingkat pencapaian
perkembangan, capaian perkembangan, serta indicator yang hendak dicapai dalam
satu satuan kegiatan yang direncanakan dalam tahapan waktu trtentu dengan
memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan
2.
Penilaian dilakukan secara integratif dengan kegiatan pembelajaran.
Artinya guru tidak secara khusus melaksanakan penilaian, tetapi menyatu dengan
aktifitas pembelajaran dan kegiatan bermain berlangsung.
Dalam pelaksanaan
penilaian sehari-hari, guru mengacu pada indikator standar tingkat yang
pencapaian perkembangan yang merupakan penjabaran dari capaian perkembangan dan
potensi perkembangan peserta didik, yang akan dicapai seperti yang telah
diprogramkan dalam rencana kegiatan harian (RKH).
3.
Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut :
Ø Catatan hasil penilaian harian perkembangan
anak dicantumkan pada kolom penilaian di rencana kegiatan harian (RKH).
Ø Anak yang belum
berkembang (BB) perkembangan sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan
dalam RKH atau dalam pelaksanaan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom
penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang.
Ø Anak yang sudah mulai
berkembang (MB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan dalam RKH
mendapatkan tanda dua bintang .
Ø Anak yang sudah
berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH mendapatkan tanda tiga
bintang.
Ø Anak yang berkembang
sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan dalam RKH
mendapatkan tanda empat bintang .
Catatan :
v
Penggunaan
tanda bintang merupakan simbol untuk menunjukan tingkat pencapaian perkembangan
peserta didik dan hanya menjadi catatan guru.
v
Untuk simbol
bintang bisa diganti dengan simbol lain misalnya simbol lingkaran. BB
menggunakan lingkaran kosong, MB menggunakan lingkaran setengah isi dan BSH
dengan lingkaran penuh. Sedang untuk BSB cukup dengan lingkaran
penuh.
4.
Hasil catatan penilaian yang ada dalam rencana kegiatan harian (RKH)
dirangkum dan dipindahkan ke dalam rekap bulanan pencapaian penilaian
perkembangan peserta didik berupa narasi singkat.
5.
Rekaman hasil penilaian perkembangan anak, yang dirangkum pada bulanan,
menjadi referensi untuk menyusun laporan perkembangan anak dalam satu semester,
yang dibuat secara deskriptif.
B. PELAPORAN HASIL PENILAIAN | PEDOMAN PENILAIAN RA
Pelaporan hasil
penilaian merupakan kegiatan merumuskan dan mengkomunikasikan hasil penilaian
guru tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, kepada orang tua dan
pihak-pihak yang relevan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dan
penyelenggaraan pendidikan usia dini.
Frekuensi pelaporan hasil
penilaian, pengukuran dan asesmen terhadap pesrerta didik secara terprogram
dilakukan satu semester satu kali.
Sekalipun demikian,
dalam kondisi khusus, pelaporan dapat pula dilakukan dalam waktu-waktu
tertentu. Bahan untuk permasalahan yang membutuhkan penanganan segera,
pelaporan atau konsultasi dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
kesepakatan guru dan orang tua atau pihak-pihak lain yang relevan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
C. BENTUK PELAPORAN
Berdasarkan hasil rangkuman pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
setiap penggalan waktu tertentu, penilaian dilaporkan dalam bentuk uraian
(deskripsi) singkat dari masing-masing aspek perkembangan, yaitu :
- Perkembangan nilai-nilai agama dan moral
- Perkembangan Motorik
- Perkembangan Kognitif
- Perkembangan Bahasa
- Perkembangan sosial emosional
- Kemampuan Seni
Uraian (deskripsi)
dirumuskan dan dibuat seobyektuf mungkin sehingga tidak menimbulkan persepsi
yang salah bagi orang tua / wali atau bagi yang berkepentingan dengan bentuk
Laporan Perkembangan Peserta Didik.
D. POLA PENULISAN LAPORAN
Berdasarkan hasil
penilaian guru tentang perkembangan anak selama satu semester maka pola
pelaporan yang dituangkan ke dalam buku laporan perkembangan peserta didik
mengikuti kriteria sebagai berikut :
- Uraian perkembangan secara umum.
- Uraian perkembangan kemampuan anak yang masuk dalam klasifikasi berkembang sangat baik (BSB) dan atau berkembang sesuai harapan (BSH) dan klasifikasi belum berkembang pada semua aspek perkembangan.
E. TEKNIK MELAPORKAN HASIL PENILAIAN
Laporan Perkembangan
Peserta Didik dilaporkan oleh kepala/guru secara lisan dan tulisan. Cara yang
ditempuh dapat dilaksanakan dengan bertatap muka serta dimungkinkan adanya
hubungan dan informasi timbal balik antara lembaga dan orang tua/wali.
Hal yang perlu
diingat dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan ini adalah kemampuan guru dalam
menjaga kerahasiaan data atau informasi.
Artinya, data atau
informasi tentang peserta didik hanya diinformasikan dan dibicarakan dengan
orang tua/wali pesertta didik yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka
bimbingan selanjutnya.
Sangat tidak relevan,
data dan informasi tentang peserta didik, terutama yang berkenaan dengan
permasalahan yang dihadapinya, dikomunikasikan pada pihak-pihak yang tidak
relevan.
Agar penyampaian
laporan berhasil dengan baik, beberapa langkah berikut perlu dilakukan, yaitu :
a)
Sampaikan
pemberitahuan agenda pertemuan dengan orang tua, setidaknya 1 minggu sebelum
kegiatan berlangsung.
b)
Siapkan
tempat atau ruangan pertemuan yang memungkinkan orang tua bebas bercerita. Jika
pesoalannya bersifat pribadi, maka siapkan ruangan khusus, agar orang tua tidak
ragu dalam menyampaikan permasalahannya.
c)
Gunakan
sikap badan dan ekspresi wajah secara tepat.
d)
Peliharalah
kontak mata pada saat penyampaian laporan laporan dan konsultasi dengan orang
tua.
e)
Jika
memungkinkan, hindari aktifitas mencatat ketika kegiatan atau konsultasi
berlangsung. Buatlah rangkuman catatan segera setelah kegiatan konsultasi
selesai dilakukan.
f)
Pada akhir
pertemuan, sampaikanlah apresiasi pada orang tua, bahwa pertemuan ini sangat
produktif bagi perkembangan peserta didik.
F. CARA PENILAIAN DI RA / PEDOMAN PENILAIAN RA
Tiga istilah yang
banyak digunakan dalam kegiatan penilaian di pendidikan usia dini adalah pengukuran, penilaian dan asesmen.
Pengukuran lebih mengarah pada upaya untuk mengetahui perkembangan anak dengan
cara mengukur dengan sifat kuantitatif, misalnya mengukur perkembangan tinggi
dan berat badan, mengukur jauh lompatan, tinggi lompatan, mengukur potongan
yang teraingkai dan aktifitas pengukuran yang lainnya.
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
tingkat pencapaian perkembangan anak dan pengambilan keputusan, pengakuan
atauketetapan tentang kondisi (kemampuan anak).
Pengumpulan dan pengolahan informasi dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode dan instrument yang relevan. Contoh penilaian adalah
mendeskripsikan kemampuan anak dalam melakukan tugas tertentu, seperti
menyebutkan warna, membedakan bentuk, menyebutkan cirri-ciri benda, binatang,
tumbuhan dan cirri-ciri lainnya.
Penetapan tercapai
atau tidaknya kemampuan yang diharapkan, merujuk pada standar tingkat
pencapaian perkembangan anak yang terdapat dalam pedomankurikulum.
Sedang Asesmen sedikit berbeda dengan penilaian sekalipun bermuara pada pengambilan
keputusan. Asesmen pada dasarnya bukanlah untuk mengetahui hasil belajar anak,
akan tetapi untuk merancang menu pembelajaran yang dibutuhkan dan sesuai dengan
tahapan perkembangan dan kebutuhannya.
Asesmen juga melihat
tentang gaya belajar anak dan juga kebutuhan anak untuk perkembangannya, baik
perkembangan fisik, bahasa, kognitif maupun perkembangan sosial emosional.
Contoh Asesmen :
a)
Contoh
asesmen perkembangan fisik diantaranya asesmen terhadap proporsi pertumbuhan
berat badan dengan tinggi badan dan usia anak, asesmen terhadap fungsi deteksi
alat indra.
b)
Contoh
asesmen perkembangan bahasa diantaranya deteksi terhadap kemampuan menyampaikan
keinginan, gagsan atau pesan, deteksi perkembangan kosa kata dilihat dari usia
anak, deteksi terhadap artikulasi bahsa.
c)
Contoh
asesmen perkembangan kognitif diantaranya deteksi terhadap pemahaman konsep
bilangan, warna, waktu dan ukuran. Dalam konteks yang lebih spesifik dapat pula
dilakukan terhadap gejala-gejala hambatan intelektual.
d)
Contoh
asesmen perkembangan emosional seperti mendeteksi anak-anak yang mengalami
hambatan sosial, seperti kurang percaya diri, sulit lepas dari orang tua, anak
yang tidak bisa berbagi dengan teman sebayanya, dan bentuk deteksi lainnya.
Sekalipun ketiganya
memiliki karakteristik yang relative sama dan merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan, dalam penggunaan selanjutnya dihimpun dalam istilah
penilaian.
G. TUJUAN PENILAIAN
Tujuan penilaian
adalah untuk mengetahui dan menindaklanjuti pertumbuhan dan perkembangan yang
dicapai peserta didik selama mengikuti pendidikan di RA.
H. FUNGSI PENILAIAN
- Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiaki kegiatan pembelajaran, termasuk dalam penyusunan program kegiatan.
- Memberikan bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap peserta didik agar fisik maupun psikisnya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
- Memberikan bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
- Memberikan informasi kepada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak sebagai bentuk pertanggungjawaban lembaga.
- Memberikan informasi bagi orang tua untuk melaksanakan pendidikan keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di PAUD.
- Memberikan bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya terhadap peserta didik.
I. PRINSIP-PRINSIP PENIALAIAN
1. Sistematis
Penilaian harus
dilakukan secara sistematis, artinya kegiatan penilaian dilakukan secara
teratur dan terprogram, sesuai dengan rencana yang telah di susun, kebutuhan
nyata yang ada dilapangan, dan atau karakteristik penggunaan instrumen yang
akan digunakan.
2. Menyeluruh
Penilaian mencakup
semua aspek perkembangan anak yang meliputi : nilai-nilai agama dan moral,
motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Disamping aspek yang dinilai,
sesuai tingkat dan kedalamannya, kegiatan penilaian juga dapat menggali data
dari berbagai sumber yang relevan dengan aspek yang dinilai.
3. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan
secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
4. Objektif
Proses dan
hasil-hasil penilaian dilakukan sesuai dengan kondisi anak yang sebenarnya dan
semata-mata untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena
hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
tidak menjadi bagian dari pertimbangan dalam penilaian.
5. Mendidik
Proses dan hasil
penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan dan membina
anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
6. Kebermaknaan
Hasil penilaian harus
mempunyai arti dan bermanfaat bagi peserta didik, orang tua, guru dan pihak
lain yang relevan.
Penilaian di PAUD
berdasarkan gambaran atau deskripsi pertumbuhan dan perkembangan, serta unjuk
kerja peserta didik yang diperoleh dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian.
Dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari, penggunaan berbagai teknik penilaian ini terintegrasi
dengan kegiatan pembelajaran itu sendiri, sehingga guru tidak harus menggunakan
instrument khusus.
Untuk anak-anak yang
menunjukan perkembangan dan prilaku yang khas, dan memerlukan penanganan secara
khusus diperlukan instrumen yang khusus pula.
J. TEKNIK ATAU METODE PENILAIAN | PEDOMAN PENILAIAN RA
Penilaian di PAUD berdasarkan gambaran atau deskripsi pertumbuhan dan perkembangan, serta unjuk kerja peserta didik yang diperoleh dengan menggunakan berbagai teknik penilaian.
Dalam kegiatan pembelajaran
sehari-hari, penggunaan berbagai teknik penilaian ini terintegrasi dengan
kegiatan pembelajaran itu sendiri, sehingga guru tidak harus menggunakan
instrument khusus.
Untuk anak-anak yang
menunjukan perkembangan dan prilaku yang khas, dan memerlukan penanganan secara
khusus diperlukan instrumen yang khusus pula.
Beberapa teknik penilaian yang dapat dilakukan di RA, diantaranya :
1) Observasi
Observasi merupakan
pengamatan yang dilakukan secara langsung dan alamiah untuk mendapatkan data
dan informasi tentang perkembangan anak dalam berbagai situasi dan kegiatan
yang dilakukan.
Agar observasi lebih
terarah, guru dapat menggunakan instrument observasi, baik yang dikembangkan
oleh guru sendiri maupun menggunakan instrumen yang sudah tersedia, dengan
tetap mengacu pada indicator pencapaian perkembangan anak.
2) Catatan Anekdot
Catatan anekdot pada
dasarnya merupakan bagian dari teknik observasi. Catatan anekdot lebih
memfokuskan pada catatan tentang sikap dan perilaku anak yang terjadi secara
khusus atau peristiwa yang terjadi secara incidental/tiba-tiba.
3) Percakapan
Percakapan yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak
mengenai suatu hal.
4) Penugasan
Penugasan merupakan
cara penilaian berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan peserta didik dalam
waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok.
Misal membuat
berbagai bentuk dengan bahan dasar plastisin, tanah liat, adonan (playdough)
dan jenis penugasan lainnya.
5) Unjuk Kerja
(Performance)
Unjuk kerja merupakan
penilaian yang menuntut peserta didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan
yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olah raga, menari, dan bentuk
praktek lainnya.
6) Hasil Karya
HAsil karya adalah
hasil kerja peserta didik setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa
pekerjaan tangan atau karya seni. Hasil karya anak dapat dipajangkan dalam
bentuk mandiri atau bentuk pameran karya anak yang disajikan secara
bersama-sama.
7) Pengembangan
Perangkat Penilaian Sendiri
Seorang guru
dimungkinkan untuk mengembangkan perangkat evaluasi atau asesmen sendiri ,
sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya, untuk
mendapatkan gambaran secara lebih terperinci berkenaan dengan aktifitas anak,
seorang guru dapat mengembangkan instrument observasi untuk mengamati aktifitas
anak dalam percobaan sains, atau instrument untuk mengetahui minat anak
terhadap bahan bacaan.
8) Penggunaan Instrumen
Standar
Disamping instrument
yang dikembangkan oleh guru, instrument lain yang juga dapat digunakan,
khususnya dalam kegiatan asesmen dan untuk kasus-kasus yang perlu penanganan
khusus, adalah instrumen-instrumen terstandar.
Seperti instrument
untuk mendeteksi tumbuh kembang anak, Instrumen untuk mendeteksi tingkat
kecerdasan atau kematangan anak. Penggunaan instrument ini umumnya melibatkan
pihak lain yang ahli dibidangnya.
9) Portofolio
Portofolio pada
hakikatnya merupakan kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil kegiatan atau
catatan-catatan guru tentang berbagai aspek perkembangan anak dalam kurun waktu
tertentu, Misalnya dalam kurun waktu satu semester atau satu tahun.
Berdasarkan data
tersebut guru melakukan analisis untuk memperoleh kesimpulan tentang gambaran
akhir perkembangan anak berdasarkan semua indicator yang telah ditetapkan
setiap semester.
K. FORMAT RANGKUMAN PENILAIAN
Untuk semua nilai yang telah kita dapatkan
untuk mempermudah kita untuk pengisian di raport bisa di rangkum dengan
menggunakan format rangkuman penilaian segagai berikut :
TEMA DAN SUB TEMA RA
Tema dan sub tema RA merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan
berbagi konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema
diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh,
memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran lebih
bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep
secara mudah dan jelas.
A. Prinsip Pemilihan Tema dan Sub Tema beseta langkah-langkahnya
Prinsip Pemilihan Tema
Dalam pemilihan tema hendaklah
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
Ø Kedekatan, artinya tema hedaknya dipilih mulai dari
tema yang terdekat dengan kehidupan anak kepada tema yang semakin jauh dari
kehidupan anak.
Ø Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari
tema-tema yang sederhana kepada tema-tema yang lebih rumit bagi anak.
Ø Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari
tema-tema yang menarik minat anak kepada tema-tema yang kurang menarik minat
anak.
Ø Keinsidentalan, artinya peristiwa atau kejadian di sekitar
anak (sekolah) yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung hendaknya
dimasukkan dalam pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih
pada hari itu.
Langkah pemilihan tema
- Mengidentifikasi tema yang sesuai denga hasil belajar dan indikator.
- Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema.
- Menjabarkan tema kedalam sub-sub tema agar cakupan tema tidak terlalu luas.
- Memilih sub tema yang sesuai.
Contoh-contoh Tema dan Sub Tema beserta Alokasi Waktunya
Tema Semester I
Dalam
semester I terdiri dari 5 Tema dengan alokasi waktu 17 Minggu
NO.
|
TEMA
|
SUB
TEMA
|
ALOKASI
WAKTU
|
1.
|
Diri Sendiri
|
Aku dan Panca Indra
|
3 Minggu
|
2.
|
Lingkunganku
|
Keluargaku, Rumah, dan Sekolah
|
4 Minggu
|
3.
|
Kebutuhanku
|
Makan, Minum, Pakaian, Kesehatan, Kebersihan, dan Keamanan
|
4 Minggu
|
4.
|
Binatang
|
Darat, Air , Udara
|
3 Minggu
|
5.
|
Tanaman
|
Bisa dimakan, Tidak bisa dimakan
|
3 Minggu
|
Jumlah
|
17 Minggu
|
Tema Semester II
Dalam Semester II terdiri dari 6 Tema dengan
alokasi waktu 17 Minggu.
NO.
|
TEMA
|
SUB TEMA
|
ALOKASI
WAKTU
|
1.
|
Rekreasi
|
Kendaraan, Pesisir dan Pegunungan
|
4 Minggu
|
2.
|
Pekerjaan
|
Nama Pekerjaan, Tempat Bekerja, Istilah-istilah dalam sebuah pekerjaan
|
3 Minggu
|
3.
|
Air, Api dan Udara
|
Manfaat, Bahaya,
|
2 Minggu
|
4.
|
Alat Komunikasi
|
Elektonik, Tradisional
|
2 Minggu
|
5.
|
Tanah Airku
|
Negaraku, Kehidupan di Kota dan Desa
|
3 Minggu
|
6.
|
Alam Semesta
|
Matahari, Bulan, Bintang, Bumi, Langit dan Gejala Alam
|
3 Minggu
|
Jumlah
|
17 Minggu
|
Total alokasi waktu pembelajaran dalam satu tahun adalah 34 Minggu dengan 11 Tema. Untuk sub tema disesuaikan dengan kebutuhan lembaga sekolah masing-masing tidak harus seperti di atas.
Setelah menyusun tema dan sub tema PAUD maka langkah selanjutnya adalah membuat matrik hubungan kompetensi dasar dengan tema.
Tradisi dan Pembiasaan yang akan dilakukan di Sekolah
RA.Al-Mu’awanah :
Tradisi dan Pembiasaan Harian
Tradisi dan Pembiasaan Harian
- Sholat Dhuha berjama’ah. Anak-anak membawa wudhlu dari rumah.
- Tahfizh dan tahsin Al Qur’an, Iqro’, Hapalan Do’a, dan Hadist.
- Infak harian (anak-anak, guru,staff) Infak bulanan (orang tua)
- English Daily Conversation : percakapan hari-hari yang mudah dihafal.
Tradisi
dan Pembiasaan Mingguan
- Bercerita
- Pinjam buku perpustakaan, minimal 1 buku perpekan.
- Kegiatan Eskul (pilihan) : bahasa inggris, seni tari, seni lukis, seni musik.
- Cookery (Masak bersama guru dan murid)
- Senam bersama
- Pengenalan Komputer dan multimedia (TV,VCD dan CD computer)
Tradisi
dan Pembiasaan Bulanan
- Berenang
- Fieltrip (Kunjungan ke Pemadam Kebakaran, ke Kebun Binatang, Ke Taman Strobery, ke Taman Lalu Lintas, ke Kantor Pos, ke Pos Satpam, ke Pasar, kePenjahit, ke Kampung/Sawah atau tempat-tempat lain yang bermanfaat bagi anak untuk dapat belajar tentang kehidupan sesuai dengan tema)
- Peringatan hari-hari penting.
- Coking Parent (Praktek memasak orang tua di depan murid)
Tradisi
dan Pembiasaan Tahunan
- Manasik Haji : proses dan prosesi Haji. Qurban di hari Tasyriq.
- Pesantren Romadhon
- Open House : pameran karya anak-anak
- Lomba antar Sekolah : mewarnai, adzan, tahfizh qur’an, sholat (praktek & bacaannya), memasukkan air ke dalam botol, menyambung sedotan, memancing ikan-ikanan dll.
- SAMEN : pertunjukan seni dan kreatifitas anak, wisuda lulusan, penghargaan.
Tradisi
Bersama Orangtua Murid
- Smart Parenting : diskusi pengasuhan.
- Konsultasi psikologi (psikolog dan orang tua)
- Buka Puasa Bersama (Romadhon)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang lebih dikenal
dengan nama KBK ini sebenarnya adalah penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya
yaitu kurikulum tahun 1994. KBK ini telah disosialisasikan sejak tahun 2001 dan
dilaksanakan secara bertahap mulai tahun ajaran 2004/2005. KBK ini dilaksanakan
dalam rangka membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis
maupun fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial-emosional,
kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan
dasar.
Penyempurnaan kurikulum ini akan lebih bermakna bila
diikuti oleh perubahan pengelolaan kurikulum diarahkan dengan memberdayakan
sumber daya yang ada di daerah dan disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan,
bakat, minat dan kemampuan peserta didik serta keadaan sekolah. Dengan
demikian, silabus, model-model pembelajaran dan penilaian proses dan hasil
belajar peserta didik.
KBK ini disusun sebagai alternatif untuk menunjang
terlaksananya kurikulum TK dimaksud dan sebagai upaya membantu peningkatan kemampuan
professional guru TK dalam pembelajaran di TK. Sekolah dan guru dapat
mengembangkan kurikulum TK sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/
MBS, maksudnya penyusunan silabus merupakan kewenangan sekolah.
Dengan disusunnya pedoman ini diharapkan pelaksanaan
pembelajaran di TK lebih terarah dan lebih efektif dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan.
Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar. Di dalam silabus berisi jawaban atas pertanyaan berikut :
- Kompetensi apa yang akan dikembangkan pada anak didik?
- Bagaimana cara mengembangkan kompetensi tersebut pada diri anak didik?
- Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi tersebut telah dikuasai anak didik?
Di Taman Kanak-kanak, silabus pembelajaran dituangkan
dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian.
Kompetensi Dasar
Pengembangan potensi-potensi perkembangan pada anak
yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai usianya.
Tujuan dan fungsi
- Anak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dalam rangka latihan kelenturan otot.
- Mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
- Dapat berkomunikasi secara lisan, memperkaya perbendaharaan dan mencontohkan bentuk simbul sederhana.
- Dapat berinteraksi dengan orang lain, mematuhi peraturan dan mampu menunjukkan reaksi emosi wajar.
- Dapat mengungkapkan gagasan dan dengan daya cipta dalam berbagai bentuk.
- Mengenal ciptaan Allah dan mencintai sesama.
Hasil Belajar
Cerminan kemampuan anak dalam memenuhi suatu tahapan
pencapaian belajar dalam satu kompetensi dasar.
Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar lebih spesifik dalam satu kompetensi
dasar.
Rambu-Rambu KBK
1. Dibaca dan dipahami
secara keseluruhan.
2. Harus diusahakan
3. Melalui tema
dan kegiatan lain yang menunjang kemampuan tersebut.
4. Belajar sambil
bermain
5. Pillih tema
dari llingkngan terdekat dengan anak
6. Peristiwa
penting dan kejadian tiba-tiba dapat langsung dibicarakan.
7. Perhatikan
perbedaan kemampuan dan bakat anak.
8. Ciptakan kegiatan
pembelajaran kreatif
9. Gunakan media
dan sumber belajar.
Konsekuensi Kurikulum Berbasis KBK
Konsekuensi bila guru menggunakan KBK maka harus :
1. Mempersiapkan
proses pembelajaran dengan matang.
2. Membayangkan
dan mengaitkan proses pembelajaran dengan kompetensi dasar.
3. Sabar memberi
kesempatan pada anak dalam proses berfikir
4. Memberi
kesempatan pada anak untuk menemukan dan mengungkapkan proses penemuan yang
berbeda-beda.
5. Lebih
mengutamakan untuk membantu anak menjadi pembelajar sepanjang hayat dan
memiliki kecakapan untuk hidup.
6. Mau melakukan
evaluasi terhadap anak dengan tertulis, lisan, pengamatan dan portofolio.
KBK atau apapun namanya dan istilahnya tidak akan
berarti apa-apa bila anda para guru tidak dengan ikhlas hati mencoba
menjalankannya.
Alangkah menyenangkan bila kompetensi dasar dimiliki
guru lebih dahulu sebelum dimiliki anak.
Materi pembelajaran BUKANLAH yang utama, KECAKAPAN
UNTUK HIDUP dan menjadi PEMBELAJAR SEUMUR HIDUP adalah lebih utama.
ijin Donwload rkh
BalasHapusSUKRON JAZILAN sangat membantu memajukan lembaga kami
BalasHapussubhanalloh,bermanfaat banget makalah ini.smoga menjadi amal kebaikan
BalasHapushatur nuhun
BalasHapus